A. Hubungan Indonesia dengan Asia
Tenggara dari masa ke masa
Asia
Tenggara adalah sebuah kawasan yang berada di bagian tenggara Benua Asia. Bagian
tenggara Benua Asia ini memiliki cirri khas, yaitu wilayahnya berbentuk
kepulauan. Kawasan Asia Tenggara memiliki keunikan dan keragaman budaya yang
luar biasa. Kawasan ini dibatasi oleh wilayah-wilayah berikut :
1. Barat
: Samudra Hindia dan Anak Benua India
2. Timur
: Papua Nugini dan Samudra Pasifik
3. Utara
: China
4. Selatan
: Samudra Indonesia dan Benua Australia Asia Tenggara terdiri atas 11 negara
merdeka. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Thailand, Malaysia,
Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan
Timor Leste.
Sejak
dahulu, suku-suku dan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara memiliki hubungan
yang dekat. Kedekatan hubungan tersebut disebabkan oleh kedekatan wilayah
masing-masing bangsa. Selain itu, bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara berasal
dari dua rumpun ras yang berdekatan. Dua rumpun ras tersebut yaitu rumpun
Indocina dan rumpun Melayu. Rumpun Indocina mendiami wilayah bagian utara,
seperti Myanmar, Thailand bagian utara, Kamboja, Vietnam, dan Laos. Adapun
rumpun Melayu berada di Thailand Selatan, Malaysia, Brunei Darussalam,
Singapura, Filipina, Indonesia, dan Timor Leste.
Kedekatan
hubungan yang telah begitu lama menjadikan bangsa-bangsa di Asia Tenggara
memiliki banyak kesamaan kebudayaan. Dari masa ke masa, bangsa satu dengan yang
lain saling
bertukar
kebudayaan. Cara pertukaran kebudayaannya bermacam-macam. Ada yang melalui
hubungan perdagangan. Ada pula yang melalui hubungan politik. Oleh karena itu,
tidak heran jika kalian menemukan kemiripan budaya antarnegara di Asia
Tenggara. Misalnya tari tradisional di Jawa mirip dengan di Thailand. Candi-candi
yang ada di Indonesia pun sangat mirip dengan di Kamboja. Demikian pula dengan
bahasa. Bahasa Indonesia tidak banyak berbeda dengan bahasa Malaysia,
Singapura, Brunei, dan Thailand bagian selatan. Bahkan,
bahasa Tagalog
di Filipina juga memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Indonesia.
Sejak
dahulu, peran Indonesia di kawasan Asia Tenggara sangat penting. Di Indonesia-lah
kerajaan-kerajaan besar yang memiliki kekuasaan luas di kawasan Asia Tenggara
pernah berdiri. Contohnya adalah kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Samudera
Pasai. Kerajaan-kerajaan tersebut mampu memperluas daerah kekuasaan melampaui
batas-batas negara. Bahkan, Majapahit pernah menguasai kawasan yang saat ini
meliputi Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina Selatan, Thailand bagian
selatan, dan Timor Leste.
Kejayaan
dan kebesaran tersebut kemudian mengalami kemunduran karena adanya penjajahan.
Hampir semua bangsa di Asia Tenggara mengalami penjajahan. Indonesia dijajah
oleh Belanda. Filipina dijajah oleh Spanyol. Malaysia, Singapura, Brunei
Darussalam, dan Myanmar dijajah oleh Inggris. Vietnam, Laos, dan Kamboja
dijajah oleh Prancis. Adapun Timor
Leste dijajah
oleh Portugis. Satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak mengalami penjajahan
hanyalah Thailand.
B. Kerja sama Indonesia dengan
Negara-negara di Asia Tenggara sebagai anggota ASEAN
Setelah
masa penjajahan berakhir,kawasan asia tenggara tidak langsung menjadi lebih
baik. Hal ini dikarenakan para pennjajah telah meninggalkan banyak maslah bagi
Negara-negara bekas jajahannya. Contohnya adalah permusuhan antara Indonesia
dan Malaysia, perang saudara di Vietnam,dan berbagai pemberontakan yang ada di
Burma, laos, dan kamboja, keadaan ini semakin diperparah oleh adanya persaingan
antar blok barat dan blok timur. Blk barat berhaluan liberal, sedangkan blok
timur berhaluan komunis. Blok barat dipimpin oleh amerika dan inggris,
sedangkan blok timur dipimpin oleh Uni Soviet.
Salah
satu puncaknya dari pergolakan dikawasan Asian tenggara terjadi di
Indonesia,yaitu terjadinya peristiwa G-30-S/PKI. Peristiwa yang dianggap
didalangi oleh partai komunis Indonesia (PKI) ini mengakibatkan tujuh jendral
tentara nasional Indonesia gugur. Meskipun gerakan ini dapat segera diatasi,
huru-hara yang mengiringinya terjadi dimana-mana. Keadaan politik
Indonesia jadi kacau balau. Pembunuhan
terjadi dimana-mana,terutama terhadap para anggota PKI yang dituduh terlibat
pemberontakan.
Huru-hara
tahun 1965 ini berujung dengan pemberhentian Presiden Soekarno dari jabatannya.
Presiden Soekarno dianggap tidak mampu lagi memimpin Indonesia. Maka, pada
tahun 1967, Presiden Soekarno digantikan oleh Soeharto.
Presiden
Soeharto lalu bertindak cepat guna memulihkan keadaan. Ia mulai membenahi
keadaan dalam negeri Indonesia. Selain itu, ia juga mencoba memulihkan hubungan
Indonesia dengan dunia luar. Sebab, saat itu hubungan Indonesia dengan luar
negeri juga tidak begitu baik. Sebagai contoh, permusuhan dengan Malaysia dan
keluarnya Indonesia dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Presiden
Soeharto menyadari bahwa Indonesia tidak mungkin terus-menerus terkucil dari
pergaulan internasional. Langkah pertama yang dilakukannya adalah memulihkan
hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga.
Indonesia
dengan beberapa negara Asia Tenggara kemudian memprakarsai pembentukan Association
of Southeast Asian Nations (ASEAN). ASEAN artinya Perhimpunan Bangsa-bangsa
Asia Tenggara atau disingkat Perbara. Sesuai namanya, ASEAN adalah sebuah
organisasi kerja sama antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
1. Proses Pembentukan ASEAN
Sebelum
ASEAN terbentuk, telah ada sejumlah organisasi yang mendahuluinya.
Organisasi-organisasi tersebut telah beranggotakan sejumlah negara di Asia
Tenggara. Organisasi-organisasi tersebut didirikan dalam rangka menghadapi
perkembangan keadaan dunia.
Pada
masa lalu, negara-negara di dunia terbagi menjadi dua blok yaitu Barat dan
Timur. Kedua blok tersebut saling bersaing kekuatan. Masingmasing blok
mendirikan persatuan organisasi. Blok Barat membentuk North Atlantic
Treaty Organization (NATO). Adapun Blok Timur mendirikan Pakta Warsawa.
Kedua blok tersebut juga berusaha memperbesar kekuatan. Mereka
berusaha
memperluas pengaruhnya ke negara-negara lain.
Beberapa
negara yang tergabung dalam Blok Barat dan di Asia mendirikan sebuah
organisasi. Organisasi ini diberi nama South-East Asia Treaty
Organization (SEATO). Adapun negara-negara anggotanya yaitu Australia,
Inggris, Prancis, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Amerika
Serikat. Organisasi ini didirikan pada tanggal 8 September 1954. Organisasi ini
didirikan untuk menjalin kerja sama dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Selain itu, organisasi ini juga didirikan untk menghadapi perluasan kekuatan
Blok Timur.
Pada
tahun 1961 organisasi lain berdiri. Organisasi ini diberi nama Association
South-east Asia (ASA). ASA didirikan oleh tiga negara yaitu Thailand,
Filipina, dan Malaya (sekarang Malaysia). Pendirian ASA dimaksudkan untuk
menjalin kerja sama dalam bidang sosial dan kebudayaan. Organisasi ini juga
berusaha mengajak Indonesia untuk bergabung. Namun, Presiden Soekarno menolak
tawaran tersebut.
ASA
ternyata tidak dapat berjalan lancar. Hal tersebut dikarenakan adanya
perseteruan di antara negara anggotanya. Malaysia dan Filipina berseteru dalam
hal wilayah kekuasaan. Filipina mengklaim bahwa Sabah (negara bagian Malaysia)
adalah termasuk wilayahnya.
Selanjutnya,
pada tahun 1963 organisasi lain pun berdiri. Organisasi ini didirikan oleh tiga
negara yaitu Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Organisasi ini dikenal dengan
nama Maphilindo. Namun, organisasi inipun tidak berjalan lancar. Hal itu
dikarenakan terjadinya perseteruan antara Indonesia dengan Malaysia karena
Indonesia menganggap Malaysia sebagai negara boneka
bentukan
Inggris. Menghadapi hal tersebut, akhirnya muncul kembali ide untuk
menghidupkan kembali ASA. Namun, Indonesia tetap menolak untuk bergabung di
dalamnya.
Setelah
Indonesia dipimpin Presiden Soeharto, hubungan Indonesia dengan negara di Asia
Tenggara kembali berjalan baik. Indonesia tidak hanya menjalin hubungan dengan
negara yang dekat. Indonesia juga menjalin hubungan dengan negara tetangga di
Asia Tenggara lainnya. Hubungan yang terjalin inilah yang selanjutnya menjadi
awal mula pendirian organisasi ASEAN.
Pembentukan
ASEAN diawali oleh pertemuan tingkat menteri lima Negara di Asia Tenggara.
Pertemuan ini diselenggarakan pada tanggal 5-8 Agustus 1967 di Bangkok,
Thailand. Kelima menteri tersebut adalah Adam Malik (Menteri Luar Negeri
Republik Indonesia), Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri Malaysia), S. Rajaratnam
(Menteri Luar Negeri Singapura), Narcisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina),
dan Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand). Kelima negara inilah yang
merupakan anggota pertama dan pendiri ASEAN.
Pertemuan
tersebut menghasilkan kesepakatan yang disebut deklarasi Bangkok. Pendirian
ASEAN ditetapkan setelah ditandatanganinya dekalarasi Bangkok. Penandatanganan
tersebut dilaksanakan pada tanggal 8 angustus 1967. Dengan demikian, tanggal
tersebut merupakan tanggal berdirinya ASEAN.
2.
Maksud dan tujuan ASEAN
ASEAN
dibentuk untuk mempererat hubungan Negara-negara di asia tenggara. Selain itu,
ada beberapa maksud dan tujuan didirkannya ASEAN. Berikut adalah maksud dan
tujuan dari ASEAN :
a. Mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan di
wilayah asi tenggara. Hal itu dilakukan melalui usaha bersma dengan semangat
persamaan serta persekutuan untuk memperkukuh dasar suatu masyarakat
bangsa-bangsa asia tenggara yang makmur, aman, dan damai.
b. Memperkukuh
perdamaian dan stabilitas yang menjujug tinggi rasa keadilan dan norma hukum
dalam hubungan antara Negara wilayah asia tenggara dan berpegang pada asas
piagam PBB
c. Menigkatkan
kerja sama aktif dan saling membantu dalam hal yang menyangkut kepentingan
bersama di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan
aministrasi.
d. Saling
member bantuan dalam bentuk latihan dan fasilitas penelitian dalam bidn
pendidikan, keterampilan, tehnik, dan administrasi.
e. Bekerja
sama lebih efektif untuk meningkatkan pemanfaatan usaha pertanian dan industri,
perluasan perdagangan, perbaikan fasilitas pengangkutan dan komunikasi, serta
peningkatan taraf hidup rakyat.
f. Memajukan
pengkajian mengenai Asia Tenggara.
g. Memelihara
kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi regional dan
internasional yang ada, yang mempunyai maksud serta tujuan yang sama, serta
bekerja sama secara erat dan mantap.
C. Bentuk-bentuk kerja sama ASEAN
dalam bidang ekonomi dan sosial budaya
Dari
uraian sebelumnya, kalian telah mengerti maksud dan tujuan ASEAN. Maksud dan
tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk hubungan kerja sama. Hubungan kerja
sama meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Hubungan
kerja sama yang dilakukan mengikuti prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Prinsip-prinsip tersebut tertuang dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama
di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia).
Perjanjian ini ditandangani di Bali pada tanggal 24 Februari 1976. Nah, berikut
akan dijelaskan beberapa bentuk kerja sama ASEAN :
1. Kerja Sama Ekonomi
Kerja sama
ekonomi antaranggota ASEAN awalnya hanya berupa kegiatan perdagangan
antarnegara. Namun, sekarang wujud kerja sama ini sudah sangat beragam. Bahkan,
ASEAN juga mendirikan beberapa pabrik di beberapa negara anggota. Beberapa
pabrik yang didirikan ASEAN antara lain:
a) pabrik
pupuk di Aceh yaitu Aceh Asean Fertilizer (AAF),
b) pabrik
abu soda di Thailand,
c) pabrik
urea di Malaysia,
d) industri
tembaga di Fhilipina, dan
e) PT
Pusri di Palembang, Indonesia.
ASEAN
juga mengadakan kerja sama dalam rangka menghadapi era pasar bebas. Yakni
dengan mengadakan kesepakatan Asean Free Trade Area (AFTA). Gagasan AFTA
dimulai ketika berlangsung KTT ASEAN IV di Singapura pada tahun 1992. AFTA
dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dengan negara atau
kawasan perdagangan lainnya.
Kerja sama ekonomi
ASEAN juga dilakukan oleh beberapa Negara anggota ASEAN. Negara-negara tersebut
bekerja sama membentuk kawasan ekonomi. Pembentukan kawasan ekonomi
negara-negara anggota ASEAN antara lain BIMP-EAGA dan IMT-GT. BIMP-EAGA
merupakan singkatan dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philipina – East
ASEAN Growth Area. Adapun IMT-GT merupakan singkatan dari Indonesia,
Malaysia, Thailand – Growth Triangle. Kerja sama BIMP-EAGA mencakup
beberapa kawasan, yaitu: Brunei Darussalam; Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan
Papua (Indonesia); Sabah, Serawak, dan Labuhan (Malaysia); serta Mindanao dan Palawan
(Filipina). Adapun IMT-GT mencakup beberapa kawasan, yaitu: Sumatra Utara dan
Nanggroe Aceh Darussalam (Indonesia); Kedah, Perlis, Penang, dan Perak (Malaysia);
serta Satun, Narathiwat, Yala, Songhkla, dan Pattani (Thailand).
2. Kerja Sama Sosial Budaya
Pada mulanya,
kerja sama ASEAN dalam bidang sosial budaya disebut sebagai kerja sama
fungsional. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Bangkok. Istilah
kerja sama fungsional muncul pertama kali dalam Deklarasi Manila pada tanggal
15 Desember 1987. Kerja sama sosial budaya atau fungsional ASEAN meliputi
pelbagai bidang. Bidang-bidang tersebut antara lain:
a) pendidikan,
b) pembangunan
dan kesejahteraan sosial,
c) kesehatan,
d) ketenagakerjaan,
e) penerangan
dan kebudayaan,
f) pembangunan
pedesaan dan pengentasan kemiskinan,
g) ilmu
pengetahuan dan teknologi,
h) lingkungan
hidup,
i)
penanggulangan bencana alam,
j)
penanggulangan masalah narkotika dan
obat terlarang,
k) pemuda,
l)
wanita, dan
m) yayasan
ASEAN.
3. Perkembangan Kerja Sama Antaranggota ASEAN
Dalam
perkembangannya, ASEAN tidak hanya dijadikan sarana untuk menjalin kerja sama
dalam bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Kerja sama ASEAN juga meliputi
bidang politik, pertahanan, keamanan, dan perdamaian. Ini ditunjukkan dengan
kesepakatan lima negara anggota ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 27
November 1971. Karena ditandatangani
di Kuala Lumpur,
kesepakatan itu disebut Deklarasi Kuala Lumpur.
Deklarasi Kuala
Lumpur menyatakan bahwa kawasan Asia Tenggara merupakan zone of peace,
freedom, and neutrality (ZOPFAN). Artinya, kawasan Asia Tenggara merupakan
wilayah yang damai, bebas dari pengaruh asing, dan netral (tidak memihak ke
blok atau pihak mana pun). Beberapa kesepakatan lain dalam bidang politik dan
keamanan juga dibuat. Yakni dalam Perjanjian Kawasan Bebas Senjata Nuklir dan
Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN. Perjanjian Kawasan Bebas Senjata Nuklir
disepakati di Bangkok pada tanggal 15 November 1997. Adapun pembentukan
Komunitas Keamanan ASEAN disepakati di Bali pada tanggal 7
Oktober 2003.
Peran ASEAN di
kawasan Asia Tenggara dianggap penting. Ini terbukti dengan terus
bertambahnya
anggota ASEAN. Pada awal berdirinya, ASEAN hanya beranggotakan lima negara.
Namun, beberapa negara di Asia Tenggara lainnya kemudian bergabung. Brunei
Darussalam masuk menjadi anggota ASEAN tahun 1984. Vietnam masuk menjadi anggota
ASEAN tahun 1995, disusul Laos dan Myanmar tahun 1997. Negara terakhir yang
menjadi anggota ASEAN adalah Kamboja, bergabung pada tahun 1999. Hingga tahun
2007, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang belum menjadi anggota ASEAN
adalah Timor Leste. Hingga kini, anggota ASEAN terdiri atas 10 negara. Berikut
adalah negara- negara anggota ASEAN dan tahun keanggotaannya.
Table
Negara-negara anggota ASEAN
No
|
Nama
negara
|
Ibu
kota
|
Tahun
keanggotaan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Indonesia
Thailand
Malaysia
Filipina
Singapura
Brunei
Darussalam
Vietnam
Laos
Myanmar
Kamboja
|
Jakarta
Bangkok
Kuala
lumpur
Manila
Singapura
Bandar
sri Begawan
Hanoi
Vientine
Yangon
Phnom
phen
|
1967
1967
1967
1967
1967
1984
1995
1997
1997
1999
|
Sejak
berdirinya, ASEAN telah mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) sebanyak 10
kali. Dalam sepuluh kali KTT itu, Indonesia telah dua kali menjadi tuan rumah,
yakni pada KTT ASEAN I dan IX. Kedua KTT tersebut dilangsungkan di Bali.
D. Peran Indonesia di ASEAN
Sejak
ASEAN berdiri, Indonesia telah mengambil peran yang sangat penting. Peran
pertama Indonesia ditunjukkan dengan ikut mendirikan ASEAN. Selanjutnya
Indonesia diberi kepercayaan sebagai penyelenggara KTT ASEAN I. KTT ini
dilaksanakan di Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976. Salah satu kesepakatan
yang dihasilkan KTT ASEAN I adalah pembentukan Sekretariat ASEAN di Jakarta.
Adapun yang menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN pertama adalah H.R.
Dharsono, seorang putra Indonesia. Hal tersebut memberikan
gambaran bahwa
negara kita cukup berperan besar dalam ASEAN.
Indonesia
juga berperan dalam menciptakan perdamaian. Indonesia banyak membantu
negara-negara anggota ASEAN lain yang sedang mengalami konflik. Indonesia
pernah menjadi penengah konflik antara Vietnam dan Kamboja. Konflik ini terjadi
karena Vietnam menduduki Kamboja. Indonesia menjadi penengah kedua belah pihak
sejak tahun 1987. Akhirnya, pada Konferensi Paris untuk Kamboja tahun 1991,
Kamboja dan Vietnam menyepakati perjanjian damai. Peran penting lainnya adalah
saat Indonesia menjadi penengah antara Pemerintah Filipina dan Pemberontak Moro
National Front Liberation (MNLF). Baik Pemerintah Filipina maupun MNLF
sepakat untuk melakukan pertemuan di Indonesia dan membuat perjanjian damai. Selain
hal-hal di atas, peran Indonesia juga tampak pada beberapa hal berikut :
1.
Pada KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia
mengusulkan pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community). Komunitas ini
mencakup bidang keamanan, sosial-kebudayaan, dan ekonomi.
2.
Pada tahun 2004, Indonesia menjadi
negara yang memimpin ASEAN. Selama memimpin, Indonesia menyelenggarakan
serangkaian pertemuan. Di antara pertemuan itu adalah Pertemuan Tingkat Menteri
ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting), Forum Kawasan ASEAN (ASEAN
Regional Forum), Pertemuan Kementerian Kawasan mengenai Penanggulangan Terorisme,
dan beberapa pertemuan lainnya.
3.
Menjadi tuan rumah pertemuan khusus para
pemimpin ASEAN pasca gempa bumi dan tsunami.pertemuan ini diadakan pada tanggal
6 januari 2005, pertemuan ini menbicarakan tindakan-tindakan guna mengatasi
bencana gempa bumi dan tsunami tanggal 26 desember 2004 di asia tenggara.
Negara Indonesia yang terkena bencana tersebut antara lain Indonesia, Malaysia,
dan Thailand.
4.
Pada bulan agustus 2007 diresmikan ASEAN
forum 2007 di Jakarta. Forum ini
diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya komunitas ASEAN 2015. ASEAN forum 2007 diselenggarakan dalam rangka
memperingati hari jadi ASEN ke-40.
Oleh : SRI RAHMAWATI (E1E214104)
0 komentar:
Posting Komentar