MAKALAH
MANAJEMEN
PENDIDIKAN
”Kepemimpinan Pendidikan”
Oleh : kelompok III
1.
Putri Anggun Sari (E1E214083)
2.
Rida Rizki Wahyu
P H (E1E214088)
3.
Yuliarti
Arnaningsih (E1E214113)
4.
Zahrawati
Agustina (E1E214117)
Kelas: IV/C PGSD Reguler Sore
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr,wb.
Segala
puji kami haturkan kehadirat Allah SWT
tuhan semesta alam, karena atas rahmat dan petunjuknya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah kami tentang “Kepemimpinan
Pendidikan”. Shalawat serta salam tak lupa pula
kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dalam naungan iman dan
islam.
Penyusunan
makalah mengenai “Kepemimpinan
Pendidikan” ini merupakan tugas kelompok kami
dalam mata kuliah Manajemen
Pendidikan SD. Dalam penyelesaian makalah ini, kami
banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan
yang menunjang.
Kami
sadar, sebagai seorang mahasiswa/i yang masih dalam proses pembelajaran,
penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karna itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang bersifat positif, guna
penyusunan makalah yang lebih baik untuk kedepannya.
Dan
tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut
serta dalam penyusunan makalah kita ini. Sehingga kami dapat menyelesaikannya
tepat waktu.
Mataram,
22 Maret 2016
Penyusun
kelompok III
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................... i
Daftar isi......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A.
Latar Belakang................................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
C.
Tujuan.............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 3
A.
Definisi Kepemimpinan Pendidikan................................................................................ 3
B.
Fungsi Pemimpin Pendidikan.......................................................................................... 3
C.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemimpin................................................................. 4
D.
Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan............................................................................. 5
E.
Syarat-Syarat Pemimpin Pendidikan............................................................................... 6
F.
Keterampilan yang harus dimiliki Pemimpin Pendidikan................................................ 7
G.
Pendekatan Kepemimpinan Pendidikan.......................................................................... 9
H.
Siapa yang disebut Pemimpin Pendidikan..................................................................... 10
I.
Model-Model Kepemimpinan dalam Pendidikan.......................................................... 11
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..15
A.
Kesimulan......................................................................................................................... 15
B.
Saran ................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen
yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila
perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah.
Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan
kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang
ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan
unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para
kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan
adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa
memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama
antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan
sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil.
Keberhasilan
pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah
dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan
kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa
2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya
tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif
dan efisien.
Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat
memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja
guru selalu terjaga.
B. Rumusan
Masalah
- 1. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan ?
- 2. Apa saja fungsi pemimpin pendidikan ?
- 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Pemimpin ?
- 4. Apa saja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan ?
- 5. Apa saja kah syarat-syarat dari kepemimpinan pendidikan ?
- 6. Apa saja kah keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan ?
- 7. Apa saja pendekatan kepemimpinan pendidikan ?
- 8. Siapakan yang disebut pemimpin pendidikan ?
- 9. Apa saja Model-model kepemimpinan dalam pendidikan ?
C. Tujuan
- 1. Untuk mengetahui apa itu kepemimpinan pendidikan.
- 2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari pemimpin pendidikan.
- 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pemimpin.
- 4. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpina pendidikan
- 5. Untuk mengetahui syarat-syarat dari kepemimpinan pendidikan
- 6. Untuk mengetahui apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan.
- 7. Untuk mengetahui pendekatan kepemimpinan pendidikan.
- 8. Untuk mengetahui siapakak yang disebut sebagai pemimpin pendidikan.
- 9. Untuk mengetahui model-model kepemimpinan dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan (Leadership) merupakan salah satu yang
sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Pengertian umum
pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisis menuju
kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sondang P. Siagian, kepemimpinan
merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber, dan alat
yang tersedia bagi suatu organisasi.
Mardjin syam (1966) mengartikan kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna
mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan,
atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan
adalah proses pemberian jalan yang mudah dari pada pekerjaan orang lain yang
terorganisir dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan “Pendidikan” mengandung
arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus
menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan
itu.
Dengan demikian Kepemimpinan pendidikan merupakan
kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
B.
Fungsi
Pemimpin Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan, antara
lain :
- Pemimpin membantu tercapainya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
- Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
- Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
- Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
- Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Sedangkan dari definisi berikutnya memberikan indikasi
bahwa :
- Seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampolan kelompok.
- Seorang pemimpin berfungsi menggerakan orang lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
C.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemimpin
Ngalim Purwanto
(2004) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemimpin, sebagai berikut
:
- 1. Keahlian dan Pengetahuan
Keahlian dan pengetahuan yang dimaksud di sini adalah
latar belakang pendidikan atau ijazah yang dimilikinya, sesuai tidakna latar
belakang pendidikan itu dengan tugas-tugas kepemimpinan yang menjadi tanggung
jawabannya, pengalaman kerja sebagai pemimpin, apakah pengalaman yang telah
dilakukannya mendorong dia untuk memperbaiki dan mengembangkan kecakapan dan
keterampilanya dalam memimpin.
- 2. Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya.
Tiap organisasi atau lembaga yang tidak sejenis
memiliki tujuan yang berbeda, dan menuntun cara-cara pencapaian tujuan yang
tidak samma. Oleh karena itu, tiap jenis lembaga memerlukan perilaku dan sikap
kepemimpinan yang berbeda pula.
- 3. Sikap-sikap Kepribadian Pemimpin
Kita mengetahui bahwa secara psikologi manusia itu
berbeda-beda sifat, watak, dn kepribadiannya. Ada yang selalu bersikap keras
dan tegas, tetapi ada pula yang lemah dan kurang berani. Dengan adanya
perbedaan-perbedaan watak dan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing
pemimpin, meskipun beberapa orang pemimpin memiliki latar pendidikan yang sama
dan diserahi tugas pemimpin dalam lembaga yang sejenis, karena perbedaan
kepribadiannya akan menimbulkan perilaku dan sikap yang berbeda pula dalam
menjalankan kepemimpinannya.
- 4. Sikap-Sikap kepribadian Pengikut
Tentang sifat-sifat pengikut, yaitu mengapa dan
bagaimana anggota kelompok menerima dan mau menjalankan perintah atau
tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpin.
D.
Tipe-tipe
Kepemimpinan Pendidikan
Berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan
cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan
dalam lingkunagn kerja yang dipimpinnya, maka kepemimpinan pendidikan dapat
diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu :
- 1. Tipe otoriter
Tipe
kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan “outhoritarian”. Dalam
kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota
kelompoknya. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok
terhadap pemimpinnya.
- 2. Tipe “Laissez-faire”
Dalam
tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia
membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemeimpin sama sekali tidak
memberikan kontrol dan koreksi pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja
sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran
dari pemimpin. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga semata-mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan
karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur,
segala dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
- 3. Tipe Demokratis
Pemimpin
yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinanya bukan sebagai diktator,
melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang
demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia
selalu perpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan
kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
- 4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe
ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang
bertipe peseudo demokratis hanya tampaknya saj bersifat demokratis padahal
sebenarnya dia bersikap ookratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran,
konsep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya, maka hal
tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi
diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama.
E.
Syarat
- Syarat Pemimpin Pendidikan
Dalam memangku jabatan pemimpin
pendidikan yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan perannya
sebagai pemimpin yang baik dan sukses, maka dituntut beberapa persyaratan
jasmani, rohani, dan moralitas yang baik, bahkan persyaratan sosial ekonomis yang
layak akan tetapi pada bagian ini yang akan dikemukakan hanyalah
persyaratan-persyaratan kepribadian dari seorang pemimpin yang baik.
Persyaratan-persyaratan tersebut adalah :
· Rendah
hati dan sederhana
· Bersifat
suka menolong
· Sabar
dan memiliki kestabilan emosi
· Percaya
kepada diri sendiri
· Jujur,
adil dan
dapat dipercaya
· Keahlian
dalam jabatan
Adanya
syarat-syarat kepemimpinan seperti diuraikan di atas menunjukkan bahwa
kepemimpinan bukan hanya memerlukan kesanggupan dan kemampuan saja, tetapi lebih-lebih lagi kemampuan
dan kesediaan pemimpin.
F.
Keterampilan
yang harus dimiliki Pemimpin
Pendidikan
- 1. Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin
harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya
dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain
ia harus menguasai bagaimana caranya :
menyusun rebcana bersama, mengajak anggota berpartisipasi, memberi bantuan
kepada anggota kelompok, memupuk “morale” kelompok, bersama-sam membuat
keputusan, menghindarkan “working on the group” dan “working for the group” dan
mengembangkan “working with within the group”, membagi dan menyerahkan tanggung
jawab, dan sebagainya. Untuk memperoleh keterampilan diatas perlu pengalaman,
dan karena itu pemimpin harus benar-benar banyak bergaul, bekerja sama, dan
berkomunikasi dengan orang yang dipimpinnya. Yang penting jangan hanya tahu,
tetapi harus dapat melaksanakan.
- 2. Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan
insani adalah hubungan antar manusia. Ada dua macam hubungan yang biasa kita
hadapi dalam kehidupan sehari-hari : 1) hubungan fungsional atau hubugan
formal, yaitu hubungan karena tugas resmi atau pekerjaan resmi; dan 2) hubungan
pribadi atau hubungan informal atau hubungan personel, ialah hubungan yang
tidak didasarkan atau tugas resmi atau pekerjaan, tetapilebih bersifat
kekeluargaan.
Yang menjadi
inti dalam hubungan ini, apakah itu hubungan fungsional atau hubungan personal,
adalah saling menghargai. Bawahan menghargai atasan dan sebaliknya atasanpun
harus menghargai bawahan.
- 3. Keterampilan dalam proses kelompok
Maksud
utama dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan partisipasi
anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi yang dimiliki para
anggota kelompok itu dapat diefektifkan secara maksimal. Inti dari proses
kelompok adalah hubungan insani dan tangung jawab bersama. Pemimpin harus jadi
penengah, pendamai, moderator dan bukan menjadi hakim.
- 4. Keterampilan dalam administrasi personil
Administrasi
personil mencakup segala usaha menggunakan keahlian dan kesanggupan yang
dimiliki oleh petugas-petugas secara efektif dan efisien. Kegiatan dalam
administrasi personil ialah : seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan,
orientasi, pengawasan, bimbingan dan pengembangan serta kesejahteraan.
Menemukan yang palingpenting dari kegiatan diatas ialah kegiatan seleksi dalam
memilih orang yan paling sesuai dengan tugas dan pekerjaannya yang berpedoman
pada “the right man in the right place”.
- 5. Keterampilan dalam menilai
Penilaian
atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai dimana suatu kegiatan sudah
dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu tujuan sudah dicapa. Yang dinilai
biasanya ialah : hasil kerja, cara kerja dan orang yang mengerjakannya.
Adapun
teknik dan prosedur evaluasi ialah : menentukan tujuan penilaian, menetapkan
norma/ukuran yang akan dinilai,
mengumpulkan data-data yang dapat diolah menurut kriteria yang
ditentukan, pengolahan data, dan menyimpulkan hasil penilaian. Melalui
evaluasi, guru dapat dibantu dalam menilai pekerjaannya sendiri, mengetahui
kekurangan dan kelebihannya. Selain guru, personila lainnya perlu dievaluasi
seperti petugas (karyawan) tata usaha, petugas BK, dan sebagainya, untuk
mengetahui kemajuan/ kekurangannya.
Kazt mengemukakan tiga
keterampilan/skill yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin, ialah human
telation skill, techinal skill, dan conceptual skill. Seberapa jauh ketiga
keterampilan itu harus dipunyai pemimpin sesuai dengan kedudukannya.
- · Human relation skill
Kemampuan
berhubungan dengan bawahan. Bekerja sama menciptakan iklim kerja yang menyenangkan
dan kooperatif. Terjalin hubungan yang baik sehingga bawahan merasa aman dalam
melaksanakan tugasnya.
- · Technical skill
Kemampuan
menerapkan ilmunya kedalam pelaksanaan (operasional) Dalam rangka
mendayagunakan/memanfaatkan sumber-sumber yang ada. Melaksanakan tugas yang
bersifat operasional. Memikirkan pemecahan masalah-masalahyang praktis. Makin
tinggi tingkat manager, secara relatif technicalskill makin kurang urgensinya.
- · Conceptual skill
Di
dalam
melihat sesuatu secara keseluruhan yang kemudian dapat merumuskannya, seperti
dalam mengambil keputusan, menentukan kebijakan dan lain-lain. Dalam hubungan
perlu ditekankan bahwa seorang pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang tidak melaksanakan sendiri
tindakan-tindakan yang bersifat operasional. Lebih banyak merumuskan
konsep-konsep. Keterampilan ini ada juga yang menyebut dengan managerial skill.
G.
Pendekatan
Kepemimpinan
Pendidikan
a. Pendekatan menurut pengaruh kewibawaan (power influence approach)
Menurut
pendekatan ini, dikatakan bahwa keberhasilan pemimpin dipandang dari segi
sumber dan terjadinya semua kewibawaan yang ada pada para pemimpin, dan dengan
cara yang bagaimana para pemimpin menggunakan kewibawaan tersebut kepada
bawahan. Pendekatan ini menekankan sifat timbal balik, proses saling
mempengaruhi dan pentingnya pertukaran hubungan kerja sama antara para pemimpin
dengan bawahan.
b. Pendekatan
sifat (the traits approach)
Pendekatan ini
menekankan pada kualitas pemimpin. Keberhasilan pemimpin ditandai oleh daya
kecakapan luar biasa yang dimiliki oleh para pemimpin seperti: tidak kenal
lelah atau penuh energy, intuisi yang tajam, tinjau ke masa depan yang tidak
sempit, dan kecakapan keyakinan yang sangat menarik.
c. Pendekatan
Perilaku (behaviorial
approach)
Pendekatan perilaku memandang kepemimpinan
dapat dipelajari dari dari pola tingkah laku dan bukan sifat-sifatnya. Studi
ini melihat dan mengidentifikasi prilaku yang khas dari pemimpin dalam
kegiatannya untuk mempengaruhi anggota-anggota kelompok atau pengikutnya.
Perilaku pemimpin ini dapat berorientasi pada tugas keorganisasian ataupun pada
hubungan dengan anggota kelompoknya. Pendekatan ini menitik beratkan
pandangannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan yaitu : fungsi-funsi
kepemimpinan dan gaya-gaya kepemimpinan.
d.
Pendekatan
kontingensi/ situasi
Pendekatan kontingensi
menekankan pada cirri-ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan
mencoba untuk mengukur atau memprkirakan ciri-ciri pribadi ini, dan membantu
pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada
kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional.
H.
Siapakah
yang disebut Pemimpin
Pendidikan ?
Guru,
wali kelas, kepala sekolah,
pengawasa, kepala kantor bidang pendidikan ada semua tingkatan, semua tenaga edukatif
pada kantor dinas kepa direktorat dalam lingkungan direktorat jenderal
pendidikan ketua jurusan, dekan, rector dan pembantu-pembantunya pada sekolah
tinggi, akademi, institusi dan universita, ahli-ahli ilmu pendidikan dan masih
banyak lagi, mereka merupakan pemimpin pendidakan. Pada pokoknya setiap orang
yang mempunyai kelebihan dalam kemampuan dan pribadinya, dan dengan
kelebihannya itu dapat mempengaruhi, mengajar, membimbing, mendorong,
menggerakan, dan mengkordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan
atau perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran, maka ia telah melaksanakan
fungsi kepemimpinan pendidikan, dan ia tergolong sebagai pemimpin pendidikan.
Dengan
demikian maka pemimpin pendidikan itu dapat berstatus pemimpin resmi . kepemimpinan
resmi dimiliki oleh meraka yang menduduki posisi dalam struktur organisasi
pendidikan, baik secara resmi oleh pihak atasan atau yang berwenang maupun
karena dipilih secara resmi menjadi pemimpin oleh anggota staf pelaksana pendidikan dimana ia bekerja.
Misalnya kepala sekolah, kepala dinas pendidikan adalah termasuk kategori
pemimpin resmi dan memiliki kepemimpinan resmi dilihat dari segi posisi dan
sistem pengangkatannya. Kepemimpinan tidak resmi bisa dimiliki oleh mereka yang
mempengaruhi, member tauladan, dan mendorong ke arah perbaikan.
Ø Kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan
Sebagai
pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi tantangan yang berat, untuk itu
ia harus memiliki persiapan yang memadai. Karena banyak tanggung jawab maka
kepala sekolah memerlukan pembantu. Ia hendaknya belajar bagaimana
mendelegasikan wewenag dan tanggung jawab sehingga ia dapat memusatkan
perhatiannya pada usaha pembinaan program pengajaran.
Kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan, harus mampu mengelola sarana dan prasarana
pendidkan, pelayanan khusus sekolah dan fasilitas-fasilitas pendidikan lainnya
sedemikian rupa sehingga guru-guru dan murid-murid memperoleh kepuasan dalam
melaksanakan tugasnya.
I. Model-model
kepemimpinan dalam pendidikan
- 1. Kepemimpinan Visioner
kepemimpinan Visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta,
merumuskan, mengkomunikasikan/mensosialisasikan/ mentransformasikan dan
mengimplementasikan pemikiran - pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau
sebagai hasil interaksi sosial antara anggota organisasi yang diyakini sebagai
cita-cita organisasi dimasa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui
komitmen semua personil.
Seseorang
dapat dikatakan sebagai pemimpin yang Visioner dalam menghasilkan pendidikan yang
produktif, bila selama melaksanakan tanggugjawabnya sebagai sebagai seorang
pemimpin dapat mengelola proses pendidikannya yang tersedia (jika memungkinkan
mengadakan sumber daya yang baru) telah berhasil menciptakan output yang sesuai
dengan visi yang ditetapkan dan berdaya guna menjadi SDM yang handal sesuai
dengan harapan atau keinginan stakeholder/pengguna jasa pendidikan, dimana
hasilnya dapat menciptakan lulusan yang
memiliki benefit terhadap individu yang melakukannya berupa kemampuan /
keahlian yang relevan dengan kehidupan dan dapat menolong diri dan keluarga
dalam kehidupannya.
Agar menjadi pemimpin yang visioner, maka seseorang
harus :
a.
Memahami konsep
visi
Visi adalah
idealisasi pemikiran tentang masa depan organisasi yang merupakan kekuatan kunci
bagi perubahan organisasi yang menciptakan budaya dan perilaku organisasi yang
maju dan antisipasi terhadap persaingan global sebagai tantangan zaman.
b.
Memahami
karakteristik dan unsure visi.
Suatu visi
memiliki karakteristik sebagai berikut :
-
Memperjelas arah
dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasikan
-
Mencerminkan
cita-cita yang tinggi
-
Menumbuhkan
inspirasi, semangat, kegairahan, dan komitmen
-
Menciptakan
makna bagi anggota organisasi
-
Menyiratkan
nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi
-
Kontekstual
dalam arti memperhatikan secara seksama hubungan organisasi dengan lingkungan
dan sejarah perkembangan organisasi yang
bersangkutan.
- 2. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata,
yaitu kepemimpinan dan transformasioanal. Kepemimpinan sebagaimana yang telah
dijelaskan diawal merupakan setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengkoordinasikan, mengarahkan dan mempengaruhi orang lain dalam memilih dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Istilah transformasi berasal dri kata
transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi
bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi menjadi realita,
atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi actual.
Burns (1978) orang yang disebut-sebut sebagai yang
pertama kali menggagaskannya, mendefinisikan kepemimpinan transformasional
sebagai “a process in which leaders and
followers raise to higher leves of
morality and motivation”. Gaya kepemimpinan semacam ini akan mampu
membawa kesadaran para pengikut dengan memunculkan ide-ide produktif, hubungan
yang sinergikal, kebertanggungjawaban, kepedulian edukasional dan cita-cita
bersama, pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang
memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasikan perubahan lingkungan serta
mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, mempelopori
perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu untuk kreatif
dan inovatif serta membangun kerja sama yang solid. Yuki (1996) menyimpulkan
esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya
untuk bekerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai
baru, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, menciptakan iklim yang
kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas.
Pemimpin transformasioal sesungguhnya merupakan agen
perubahan, karena memang erat kaitannya dengan transformasi yang terjadi dalam
suatu organisasi. Fungsi utamanya adalah berperan sebagai katalis perubahan,
bukanya sebagai control perubahan. Seorang pemimpin transformasional memiliki
visi yang jelas, memiliki gambaran holistic tentang bagaimana organisasi dimasa
depan ketika semua tujuan dan sasarnnya telah tercapai.
Karakteristik
pemimpin trasformasional, menurut Aan Komariah dan Cepi Triatna (2006;78)
adalah sebagai berikut :
1.
Pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan dan
berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi
di masa datang. Dan oleh karena itu pemimpin ini dapat dikatakan pemimpin
visioner.
2.
Pemimpin sebagai agen perubahan dan bertindak sebagai
katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah sistem ke arah yang lebih baik.
Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia
berperan meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada. Berusaha
memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal
mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
Implementasi kepemimpinana
trasformasional dalam pendidikan
Model kepemimpinan
trasformasional dalam bidang pendidikan
memang perlu diterapkan seperti
kepala sekolah, kepala dinas, dirjen dll. Model
kepemiminan ini memang perlu diterakan sebagai salah satu solusi krisis pemimin pendidikan
terutama dalam bidang pendidikan. Adapun alas an-alasan mengapa perlu diterapkan model
kepemimpinan transformasional didasarkan pendapat olga epitropika (2001:1)
mengemukakan enam hal mengapa kepemimpinan transformasional penting bagi suatu organisasi, yaitu:
1.
Secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi
2.
Secara positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan
kepuasan pelanggan
3.
Membangkitkan komitmen yang lebih tinggi kepada para anggotanya terhadap organisasi
4.
Meningkatkan kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian
organisasi
5.
Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan pemimpin
6.
Mengurangi stress para kinerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Implemntasi model kepemimpinan transformasional
dalam organisasi pendidikan perlu
memperhatikan hal- hal sebagai
berikut
:
1.
Mengacu
pada nilai-nilai agama yang ada dalam organisasi atau bahkan suatu negara
2.
Disesuaikan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam sistem organisasi tersebut
3.
Karena
sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperlihatkan
sistem yang lebih besar yang ada diatasnya
seperti sistem negara
4.
Menggali
budaya yang ada dalam organisasi tersebut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepemimpinan
pendidikan
sebagai “ satu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan
menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu
pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar supaya
kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
B. Saran
Syarat bagi pemimpin pendidikan, dalam hal ini adalah
kepala sekolah, adalah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat
memimpin sekolah, bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan sekolah, juga diharapkan menjadi pemimpin dan
inovator di sekolah. Oleh
sebab itu, seorang kepala sekolah
hendaknya memiliki kualitas kepemimpinan yang baik agar signifikan bagi
keberhasilan sekolah.
Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus memenuhi
syarat-syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan, memiliki keterampilan memimpin
dan keterampilan hubungan insane serta menerapkan model kepemimpinan yang baik
sesuai dengan karakteristik dirinya,
karena sesungguhnya keberhasilan
suatu sekolah pada hakikatnya
terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno Sobry, M. 2012. Manajemen Pendidikan. Lombok: Holistica
Sumidjo, Wahjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
Rajawali Pers
Tim Dosen Jurusan
Administrasi Pendidikan. 2009. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
0 komentar:
Posting Komentar