Pages

Jumat, 15 Januari 2016

BIOGRAFI ANGGOTA KELOMPOK ( III C PGSD SORE )



1. PUTRI ANGGUN SARI (E1E214083) 



Nama saya Putri Anggun sari, saya lahir di Bima 9 September 1996. Biasa di panggil Bunga. Lahir dari pasangan suami istri Jufrin dan Rusni, dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Kami sekeluarga menetap di Kabupaten Bima, kec. Sape desa Rasabou. Ayah saya bekerja sebagai seorang Tukang bangunan, dan ibu saya bekerja sebagai penjual kue di pasar. Adik pertama saya bernama Jayis Surahman sekarang dia duduk di bangku kelas 3 SMA. Adik saya yang kedua bernama Nadia Quraini, dia sekarang kelas 2 SMP. Adik saying yang ketiga bernama M. Adit Putra kelas 5 SD. Dan adik saya yang terakhir bernama Nurul Hayyu dia baru berumur 4 tahun.

Saya memulai karir pendidikan saya di TK Almunawarah Sape, kemudian lanjut sekolah di SDN  06 Sape. Dan melanjutkan lagi di SMP N 1 Sape. Kemudian melanjutkan SMA di SMA N 1 Sape dan lulus pada tahun 2014. Lulus SMA saya melanjutkan study saya ke perguruan tinggi negeri Universitas Mataram (UNRAM). Dan mengambil program study S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP.

2. RIZKA MELIRISKIANA (E1E214092)



Rizka meliriskiana, lahir di Empang 19 Mei 1996. Anak kedua dari tiga bersaudara dan merupakan anak dari pasangan bapak Hartono dan ibu Sri rahayu. pernah bersekolah di SDN 1 Empang, kemudian SMPN 1 Empang, dan melanjutkannya lagi ke sekolah menengah atas yakni MAN 3 Sumbawa dan lulus pada tahun 2014. Saat ini ia sedang melanjutkan study-ya  di Universitas Mataram (UNRAM) mengambil jurusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.  

3. SRI RAHMAWATI (E1E214104)


Nama saya Sri Rahmawati, lahir di Baralau 17 Desember 1995. Anak Pertama dari Empat bersaudara dan merupakan anak dari pasangan bapak Muhammad dan ibu Nuraini. pernah bersekolah di SDN Inpres Baralau, kemudian SMPN 1 Monta, dan melanjutkannya lagi ke sekolah menengah atas yakni SMA N 1Belo dan lulus pada tahun 2014. Saat ini ia sedang melanjutkan study-ya  di Universitas Mataram (UNRAM) mengambil jurusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. USWATUN HASANAH (E1E214110)


Nama saya Uswatun Hasanah, lahir di sengkol 17 Agustus 1996, anak kedua dari tiga bersaudara, ayahn saya bernama Suhamdan (Alm) dan ibu saya bernama Junari. Ayah sya dulu seorang TNI AD dan ibu saya sekarang seorang kepala sekolah. Kami sekeluarga tinggal di desa leneng kecamatan praya.
Memulai karir pendidikan di jenjang SDN 1 leneng, selanjutnya di SMPN 1 Praya, berikutnya di SMAN 2 Praya. Kemudian saya memutuskan untuk melanjutkan study saya di Perguruan tinggi negeri Universitas Mataram (UNRAM). Mengambil Prodi S1 PGSD di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.




Terima kasih :)

BAB IV " PERAN INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL "



A.    Politik luar negeri bebas-aktif Indonesia

Sejak merdeka, Indonesia telah menyadari kedudukannya yang penting dalam pergaulan internasional. Oleh karena itu,sejak awal pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan luar negeri yang disebut politik bebas-aktif. Politik bebas-aktif ini dicetuskan ole mohammad hatta. Kalian tentu tau siapa beliau? Mohammad hatta adalah tko pergerakan nasional. Beliau menjadi wakil presiden pertama. Beliau juga salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia.

Mengapa politik luar negeri Indonesia disebut politik bebas-aktif? Hal itu dikarenakan politik luar negeri Indonesia ditegakkan diatas dua prinsip, yaitu bebas dan aktif. Disebut bebas karena politik luar negeri Indonesia terbebas dari pengaruh Negara-negar atau kekuatan asing. Meski demikian, Indonesia tidak tinggal diam dengan masalah-masalah dunia yang muncul. Bersama perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi dunia lain, Indonesia turut aktif dalam mewujudka perdamaian dunia. Inilah yang dimaksud prinsip aktif.

B.     Peranan Indonesia dalam organisasi tingkat Internasional

Kalian tentu telah memahami Politik Bebas Aktif. Sekarang, kita akan menyimak penerapannya dalam kegiatan di tingkat internasional. Kita akan menelusuri peran Indonesia melalui berbagai organisasi tingkat dunia. Melalui organisasi-organisasi tersebut peran Indonesia dalam dunia internasional sangat besar. Nah, berikut peran Indonesia dalam beberapa organisasi internasional.

1.      Peran Indonesia atas Terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika

Indonesia merupakan pemrakarsa penyelenggaraan Konferensi Asia- Afrika (KAA). KAA adalah pertemuan antara negara-negara Benua Asia dan Benua Afrika. Pada waktu itu, negara-negara tersebut kebanyakan baru merdeka. Negara-negara tersebut berkumpul untuk menghasilkan beberapa kesepakatan. Salah satunya adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia. KAA diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat. KAA merupakan salah satu wujud Politik Bebas-Aktif Indonesia dalam tingkat internasional. KAA merupakan salah satu upaya mewujudkan perdamaian dunia.

a.       Sejarah Konferensi Asia-Afrika

Konferensi Asia-Afrika diawali oleh Konferensi Colombo, di Colombo, ibukota negara Sri Lanka. Konferensi Colombo dilaksanakan tanggal 28 April- 2 Mei 1954. Konferensi ini mempertemukan lima pemimpin negara Asia, yaitu Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Sri Lanka), Moh. Ali Jinnah (Perdana Menteri Pakistan), U Nu (Perdana Menteri Burma/Myanmar), dan Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia). Konferensi Colombo ini menghasilkan beberapa kesepakatan. Salah satunya adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA) dalam waktu dekat. Indonesia disepakati menjadi tuan rumah konferensi tersebut.

Sebelum KAA dilaksanakan, tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan sebuah pertemuan persiapan di Bogor, Indonesia. Konferensi ini dihadiri oleh wakil dari lima negara yang hadir pada Konferensi Colombo sebelumnya. Dalam pertemuan inilah waktu dan tempat pelaksanaan KAA disepakati.

b.      Peran Indonesia dalam Kesuksesan Konferensi Asia-Afrika

KAA diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, tanggal 18-24 April 1955. Konferensi ini dihadiri oleh 23 negara Asia dan 6 negara Afrika. Anggota konferensi dari Asia adalah Indonesia, India, Burma, Pakistan, Sri Lanka, Cina, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Kamboja, Thailand, Filipina, Nepal, Afganistan, Iran, Irak, Yordania, Turki, Syria, Saudi Arabia, dan Yaman. Adapun negara-negara dari Benua Afrika adalah Mesir, Ethiopia, Libya, Sudan, Liberia, dan Pantai Emas (sekarang Ghana).

Konferensi Asia-Afrika berjalan dengan sukses. KAA menjadi pusat perhatian dunia saat itu. Indonesia pun tidak lepas dari perhatian dunia karena menjadi tuan rumah. Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan penting. Beberapa keputusan penting tersebut antara lain:
-          memajukan kerja sama antarnegara di kawasan Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
-          menyerukan kemerdekaan Aljazair, Tunisia, dan Maroko dari penjajahan Prancis;
-          menuntut pengembalian Irian Barat (sekarang Papua) kepada Indonesia dan Aden kepada Yaman;
-          menentang diskriminasi dan kolonialisme;dan
-          ikut aktif dalam mengusahakan dan memelihara perdamaian dunia.

Selain beberapa keputusan penting tersebut, Konferensi Asia-Afrika juga mencetuskan Dasasila Bandung atau disebut juga Bandung Declaration. Dasasila Bandung berisi 10 prinsip, yaitu:

a.     menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asasasas yang termuat dalam Piagam PBB;
b.    menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
c.     mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa besar maupun kecil;
d.    tidak melakukan intervensi atau campur tangan persoalan dalam negeri negara lain;
e.    menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau kolektif, sesuai dengan Piagam PBB;
f.      tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukan tekanan terhadap Negara lain;
g.    tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman-ancaman agresi terhadap keutuhan wilayah dan kemerdekaan negara lain;
h.    menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, sesuai dengan Piagam PBB
i.      memajukan kepentingan bersama dan kerja sama
j.      menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

2.      Peran Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) adalah organisasi yang menghimpun negara-negara di dunia. Tujuannya adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia dan kerja sama antarnegara anggota. PBB didirikan pada 28 Juni 1945, tidak lama setelah Perang Dunia II berakhir. PBB didirikan oleh empat negara besar, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Cina. PBB dibentuk untuk membuat tatanan dunia menjadi lebih baik dan lebih damai, terbebas dari peperangan dan permusuhan. Organisasi ini bermarkas di kota New York, Amerika Serikat.

Walaupun didirikan oleh negara-negara besar, keanggotaan PBB terbuka bagi semua negara
di dunia. Sampai saat ini, anggota PBB berjumlah 191 negara. Jadi, hampir seluruh negara
di dunia telah menjadi anggota PBB. Semua negara yang menjadi anggota PBB memiliki kedudukan yang sama. Negara besar maupun kecil, baik kaya atau miskin, semuanya memiliki
hak dan kewajiban yang sama bagi terciptanya perdamaian dunia.

a.       Sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Seusai Perang Dunia I, dunia mengalami kerusakan yang sangat parah. Puluhan negara hancur. Jutaan nyawa manusia menjadi korban. Oleh karena itu, beberapa negara kemudian menggagas sebuah organisasi antarnegara yang bisa mencegah timbulnya peperangan kembali. Maka, didirikanlah sebuah organisasi yang bernama Liga Bangsa-Bangsa (LBB) atau League of Nations (LN). Keberadaan LBB mendapat sambutan baik dari banyak negara. Dalam waktu cepat LBB memiliki 63 negara anggota. Beberapa anggota LBB adalah negara besar, yaitu Prancis, Inggris, Italia, Jerman, dan Jepang.

Namun sayang, LBB gagal menciptakan perdamaian dunia. Pada akhir tahun 1930-an, perang kembali terjadi di mana-mana. Perang yang berlangsung jauh lebih besar dan mengerikan. Sebab, wilayah peperangan semakin luas. Negara-negara yang terlibat perang pun jauh lebih banyak. Korban manusia juga lebih banyak. Itulah yang dikenal dengan sebutan Perang Dunia II.

Dengan meletusnya Perang Dunia II, LBB dianggap telah gagal. Ketika Perang Dunia II berakhir, beberapa negara besar melakukan pertemuan. Negara-negara itu adalah Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Cina. Tujuan pertemuan itu adalah untuk mendirikan organisasi pengganti LBB. Cita-citanya sama, yaitu menciptakan perdamaian di dunia. Pada pertemuan di San Fransisco, Amerika Serikat, tanggal 26 Juni 1945, 50 negara sepakat untuk membubarkan LBB. Pertemuan tersebut mencetuskan sebuah organisasi baru antarnegara yang menggantikan LBB. Nama organisasi itu adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN). PBB secara resmi berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945. Markas besar PBB ditetapkan di kota New York, Amerika Serikat.
b.      Peran PBB bagi Indonesia

PBB memiliki peran besar bagi tegaknya kedaulatan Indonesia. Terutama pada masa-masa awal kemerdekaan.padahal, saat itu Indonesia belum menjadi anggota PBB. PBB menjadi perantara Indonesia dan belanda pada konferensi meja bundar (KMB), tahun 1949.hasilnya, kerajaan belanda mangakui secara resmi kemerdekaan Indonesia. PBB juga berperan penting dalam kembalinya irian jaya (kini papua) ke pengakuan Indonesia pada tahun 1963. PBB berhasil mendesak belanda untuk mengembalikan papua keada Indonesia.

c.       Peran Indonesia dalam kegiatan PBB

Indonesia menjadi anggota PBB pada tanggal 27 september 1950. Indonesia adalah Negara ke-60 yang menjadi anggota PBB. Seharusnya berikutnya, yaitu tanggal 28 september 1950, benderamerah putih berkibar di depan markas PBB di new York, berdampingan dengan 59 bendera Negara anggota lainnya. Mr. Muhammad Roem adalah ketua delegasi republic Indonesia pertama yang mengikuti siding umum PBB.

Selama menjadi anggota PBB, Indonesia berperan aktif dalam misi-misi perdamaian yang dilakukan dewan keamanan (DK) PBB. Indonesia ikut mengirim kontigen pasukan untuk turut memelihara perdamaian dunia.

Berikut adalah keikutsertaan Indonesia  dalam misi-misiperdamaian yang dilakukan bersam DK PBB :
a.     Mengirim kontigen garuda I untuk menjaga perdamaian di terusan suez, mesir pada tanggal 1 januari 1957.
b.    Mengirim kontigen garuda II ke zeire yang mengalami perang saudara pada tanggal 10 september 1960.
c.     Mengirim kontigen garuda III ke zeire untuk menggantikan kontigen garuda II yang telah menyelesaikan tugasnya pada bulan desember 1962.
d.    Mengirim kontigen garuda IV ke Vietnam yang mengalami perang saudara. Kontigen ini selesai bertugas tahun 1973.
e.    Mengirim kontigen garuda V menggantikan kontigen garuda IV di Vietnam.
f.      Mengirim kontigen garuda VI dikirm ke timur tengah guna penyelesaian sengketa antara mesir dan Israel pada tahun 1973.
g.    Mengirim kontigen garuda VII ke Vietnam, menggantikan kontigen garuda V yang telah selesai masa tugasnya.
h.    Mengirim kontigen garuda VIII ke timur tengah menggantikan kontigen garuda VI yang telah selesai masa tugasnya pada tahun 1977.
i.      Mengirim kontigen garuda IX di kirim ke Lebanon pada tahun 2006. Kontingen ini bertugas menjaga perdamaian selepas serangan Israel ke Lebanon.

3.      Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok (GNB)

Gerakan Non-Blok merupakan gerakan untuk tidak memihak salah satu blok kekuatan di dunia. Pendirian organisasi ini berperan dalam meredam ketegangan dunia. Keberadaan organisasi ini dapat membendung perluasan dari kedua blok yang berseteru. Gerakan ini diikuti oleh sejumlah Negara termasuk Indonesia. Indonesia bukan saja sebagai negara anggota, tetapi juga pendirinya. Oleh karena itu, peranan Indonesia dalam organisasi ini cukup penting. Bagaimana sejarah pendirian Gerakan Non-Blok? Bagaimana pula peran Indonesia dalam kegiatan dari organisasi ini? Nah, simaklah penjelasan berikut untuk mengetahuinya :

a.       Sejarah Gerakan Non-Blok
Setelah Perang Dunia II berakhir dunia terbagi menjadi dua blok, yakni Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika berpaham Liberal. Sementara Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet berpaham Komunis. Kedua blok tersebut saling berlawanan karena perbedaan paham tersebut. Agar menjadi semakin kuat, tiap-tiap blok mencari sekutu sebanyakbanyaknya. Negara-negara yang baru merdeka diajak untuk menjadi sekutu. Meskipun demikian, tidak semua negara bersedia mengikuti salah satu blok tersebut. Ada negara-negara yang memilih bersikap netral. Negaranegara tersebut tidak mau memihak salah satu blok. Di antara negaranegara netral ini adalah Indonesia, India, Mesir, Ghana, serta Yugoslavia. Atas inisiatif pemimpin lima negara ini terbentuklah sebuah organisasi yang disebut Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non-Aligned Movement (NAM).

Pemimpin kelima negara tersebut antara lain Soekarno (Presiden Indonesia), Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Gamal Abdel Naser (Presiden Mesir), Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia), dan Kwame Nkrumah (Presiden Ghana), Gerakan Non-Blok didirikan pada tanggal 1 September 1961. Gerakan ini diilhami oleh Dasasila Bandung yang disepakati pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

b.      Tujuan Gerakan Non-Blok
Gerakan Non-Blok dan Dasasila Bandung memiliki keterkaitan yang erat. Hal ini dapat dilihat dari salah satu asas yang dipakai Gerakan Non-Blok. Asas tersebut adalah berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan di semua tempat. Asas lainnya adalah memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, dan neokolonialisme. Semangat Dasasila Bandung juga terlihat dari tujuan-tujuan Gerakan Non-Blok berikut :

-          Mengembangkan solidaritas antara sesama negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemakmuran, dan kemerdekaan.
-          Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perseteruan antara Blok Barat dan Blok Timur.
-          Berusaha membendung pengaruh buruk, baik dari Blok Barat maupun Blok Timur.

c.       Perkembangan Gerakan Non-Blok
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok pertama dilaksanakan pada tanggal 1-6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia. KTT GNB pertama ini diikuti 25 negara anggota. Selain ke-25 anggota, hadir pula tiga Negara sebagai peninjau dalam KTT tersebut. Negara-negara tersebut adalah Brazil, Bolivia, dan Ekuador.

Table peserta KTT I gerakan non-blok :
No
Negara
Benua/kawasan
Status keanggotaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Afganistan
Aljazair
Burma/Myanmar
Cyprus
Ethiopia
Ghana
Guinea
Kamboja
Srilangka
Kongo
Kuba
India
Indonesia
Irak
Lebanon
Mali
Maroko
Nepal
Saudi Arabia
Somalia
Sudan
Tunisia
Rep.persatuan arab
Yaman
Yugoslavia
Brazil
Bolivia
Ekuador
Asia
Afrika
Asia
Eropa
Afrika
Afrika
Afrika
Asia
Asia
Afrika
Amerika
Asia
Asia
Asia
Asia
Afrika
Afrika
Asia
Asia
Afrika
Afrika
Afrika
Asia/afrika
Asia
Eropa
Amerika
Amerika
Amerika
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Peninjau
Peninjau
Peninjau

Dari tahun ke tahun, GNB semakin berkembang. Anggotanya semakin banyak. Pada KTT II GNB di Mesir, tercatat 47 negara hadir dengan status sebagai anggota, sementara 10 negara hadir sebagai peninjau. Ini menjadikan GNB memiliki kedudukan terhormat dalam percaturan dunia. Pada masa persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur masih kuat, GNB dianggap menjadi kekuatan penyeimbang.

d.      Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Kiprah Indonesia dalam GNB sangatlah besar dan penting. Indonesia adalah salah satu negara penggagas berdirinya GNB. Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB. Selain itu, Indonesia juga memiliki peran penting dalam perkembangan dan sejarah GNB. Salah satunya ditunjukkan saat Indonesia menjadi pemimpin GNB tahun 1991.
Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta. Selain itu, Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991. Pada waktu itu, kawasan tersebut dilanda peperangan antaretnis.

C.    Peran Politik Indonesia di Era Globalisasi

Penjelasan sebelumnya menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peran politik yang besar. Peranan tersebut terlihat dari partisipasi Indonesia melalui pelbagai organisasi internasional. Indonesia berperan secara bebas tanpa pengaruh dan tekanan dari pihak asing. Selain itu, Indonesia juga sangat aktif. Indonesia banyak terlibat dalam kegiatan dalam pelbagai organisasi
internasional. Nah, semua itu merupakan peran politik Indonesia dalam dunia internasional. Kalian harus bangga memiliki negara seperti Indonesia. Indonesia memang tidak semaju negara lain, tetapi peranannya dalam dunia internasional sangatlah besar.

Lalu, bagaimana peran politik Indonesia dalam menghadapi era globalisasi? Kalian pasti sudah sering mendengar istilah globalisasi. Kalian telah mempelajarinya di kelas IV. Secara sederhana, globalisasi dapat diartikan sebagai proses mendunia atau menjadi satu dunia. Dalam era globalisasi, sesuatu yang terjadi di suatu negara dapat langsung dilihat atau diketahui negara lain. Di era globalisasi dunia kita rasakan semakin menyempit. Melalui televisi kita dapat menyaksikan peristiwa dari Negara lain. Dengan internet, kita dapat berkomunikasi dengan orang di seluruh dunia. Semua itu merupakan fenomena dari globalisasi. Keadaan ini tentu
saja berpengaruh terhadap kehidupan seluruh bangsa-bangsa di dunia.

Era globalisasi menjadi tantangan bagi semua negara. Setiap Negara dihadapkan pada pelbagai persoalan dunia. Persoalan tersebut termasuk dalam bidang politik. Keadaan politik di sebuah negara dapat memengaruhi negara lain. Peristiwa politik di negara lain dapat menimbulkan gejolak di negara lain. Setiap negara dapat merasa terlibat atas suatu permasalahan politik di suatu negara. Hal itu terjadi karena hubungan antarnegara yang sangat luas. Hubungan tersebut melahirkan solidaritas antarbangsa yang saling menjalin hubungan. Oleh karena itu, setiap negara di dunia saling terkait satu sama lain.

Indonesia pun menghadapi keadaan seperti di atas. Terlebih lagi, Indonesia banyak terlibat dalam pelbagai organisasi dunia. Indonesia pun menjalin hubungan dengan negara lain di luar organisasi yang disebutkan di depan. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai peran politik yang cukup luas. Tentu kalian sudah mengetahui peran politik Indonesia melalu pelbagai organisasi yang ada.

Peran politik Indonesia di era globalisasi ditunjukkan dalam menyikapi peristiwa dunia. Indonesia turut aktif dalam menyikapi permasalahan dan isu-isu yang bersifat global. Hal itu biasanya ditunjukkan dengan pernyataan sikap pemerintah Indonesia terhadap peristiwa di negara lain. Pernyataan tersebut merupakan sikap politik bangsa Indonesia. Meski terjadi di Negara lain, bukan berarti Indonesia lepas tangan. Sebagai warga dunia, Indonesia merasa menjadi satu keseluruhan. Hal tersebut merupakan bentuk peran politik Indonesia di era globalisasi.

Salah satu contoh peran politik Indonesia dalam menyikapi isu global yaitu kecaman terhadap penyerangan Palestina oleh Israel. Penyerangan tersebut terjadi pada bulan Agustus 2006. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi kedaulatan dan cinta damai. Oleh karena itu, Indonesia juga turut mengambil sikap terhadap masalah tersebut. Selain itu, perang merupakan tindakan yang tidak tepat dalam menyelesaikan masalah. Segala perselisihan akan terselesaikan dengan baik melalu musyawarah ataupun diplomasi. Organisasi internasional seperti Organisasi Konferensi Islam (OKI) juga mengecam tindakan Israel. Hal ini juga menunjukkan dalam era globalisasi semua pihak saling terkait. Permasalahan di salah satu Negara dapat menjadi permasalahan seluruh warga dunia. Nah, dari contoh tersebut kalian tentu bisa menemukan contoh yang lain. Oleh karena itu, kalian pun harus rajin menyimak perkembangan dunia. Dengan demikian, kalian akan banyak tahu peran politik Indonesia di era globalisasi.



Oleh : USWATUN HASANAH (E1E214110)
 

Blogger news

Sexy Pink Heart - Busy

Blogroll