Pages

Jumat, 17 Juni 2016

TEORI KEPRIBADIAN ERICH FROMM



MAKALAH
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

(KAJIAN TEORI KEPRIBADIAN MANUSIA MENURUT  ERICH FROMM)



OLEH : Kelompok IV
Nama Anggota :
1.      Putri Anggun Sari       (E1E214083)
2.      Ridha Maulida            (E1E214089)
3.      Rinda Arlyana             (E1E214090)
4.      Rizka Meliriskiana      (E1E214092)
5.    Uswatun Hasanah       (E1E214110)

IV / C REGULER SORE
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016





KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr,wb.
Segala puji  kami haturkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena atas rahmat dan petunjuknya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kami tentang “Kajian teori kepribadian manusia menurut Erich Fromm”. Shalawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dalam naungan iman dan islam.
Penyusunan makalah mengenai “Kajian teori kepribadian manusia menurut Erich Fromm” ini merupakan tugas kelompok kami dalam mata kuliah Psikologi Kepribadian. Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa/i yang masih dalam proses pembelajaran, penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang bersifat positif, guna penyusunan makalah yang lebih baik untuk kedepannya.        
Dan tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah kita ini. Sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat waktu.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        Mataram , 18 Maret 2016     
                                                                       
                                                                                    Penyusun kelompok IV




DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................  ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3  Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1  Pandangan Erich Fromm tentang manusia.................................................... 3
2.2  Teori-teori pokok Erich Fromm .................................................................... 4
2.3  Tipe-tipe karakter Erich Fromm .................................................................... 9
2.4  Prinsip-prinsip teori kepribadian Erich Fromm.............................................. 12
2.5  Gangguan kepribadian................................................................................... 13
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 15
3.1  Kesimpulan.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16
 



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Fromm mengembangkan system terapi yang dinamakannya psikoanalisis humanistic yang menekankan aspek interpersonal dari hubungan terapeutik. Klien mengikuti terapi untuk mencari kepuasan dari kebutuhan dasar kemanusiaannya. Terapi harus dibangun melalui hubungan pribadi, komunikasi yang tepat, dan penuh konsentrasi dan kasih sayang. Hal ini akan mengembalikan perasaan klien sebagai manusia yang independen.
Pemikiran Fromm tidak bisa lepas dari latar belakang kehidupannya yang dimulai dari lingkungan keluarga hingga menjadi mahasiswa. Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan Karl Max, terutama oleh karyanya yang pertama, The Economic and philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksinya dan melakukan percobaan yang sintesis. Meskipun Fromm dapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia sendiri lebih suka disebut humanis dialetik yaitu perjuangan manusia yang tidak pernah menyerah untuk memperoleh martabat dan kebebasan, dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia.

1.2  Rumusan Masalah
2.1  Bagaimana pandangan Erich Fromm tentang manusia?
2.2  Apa pokok-pokok teori Erich Fromm?
2.3  Apa tipe-tipe karakter Erich Fromm?
2.4  Apa prinsip-prinsip teori kepribadian Erich Fromm?
2.5  Apa saja gangguan kepribadian menurut Erich Fromm?

1.3  Tujuan
2.1  Untuk mengetahui Bagaimana pandangan Erich Fromm tentang manusia.
2.2  Untuk mengetahui pokok-pokok teori Erich Fromm.
2.3  Untuk mengetahui tipe-tipe karakter Erich Fromm.
2.4  Untuk mengetahui prinsip-prinsip teori kepribadian Erich Fromm.
2.5  Untuk mengetahui gangguan kepribadian menurut Erich Fromm.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pandangan Erich Fromm tentang manusia
Erich  Fromm, seperti Alfred Adler dan Karen Horney, berpendapat bahwa kita tidak hanya dipengaruhi dan dibentuk oleh kekuatan naluri biologis kita, seperti yang dikemukakan oleh Fromm. Oleh karena itu, Fromm mengemukakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya .
Penekanan Fromm pada faktor sosial dari kepribadian lebih luas daripada Adler dan Horney. Kita bisa katakan bahwa Fromm mencakup pandangan yang lebih luas pada perkembangan kepribadian dari pada teori–teori lainnya, hal ini disebabkan oleh mengutamakan aspek sejarah. Dia menjelaskan bahwa kita dapat menemukan kejadian–kejadian sejarah pada akar dari kesepian, keterasingan dan terabainya seseorang. Untuk menemukan tujuan dalam hidup, kita perlu menghilangkan perasaan–perasaan terasing dan mengembangkan perasaan saling memiliki. Sebaliknya, meningkatnya kebebasan yang kita dapatkan dapat meningkatkan kesendirian dan keterasingan kita. Terlalu banyak kebebasan bisa menjadi sebuah jebakan sehingga menyebabkan kondisi yang tidak baik, yang mana sebaiknya kita cegah.
Fromm meyakini bahwa konflik pribadi yang kita alami berasal dari masyarakat yang kita bangun bersama. Fromm juga optimis mengenai kemampuan kita untuk mengembangkan karakter kita dan menyelesaikan masalah kita sendiri – masalah yang diciptakan oleh masyarakat kita. Kita tidak saja menerima imbas dari pengaruh sosial sebagai penentu dari kepribadian kita dan masyarakat. Fromm adalah seorang psikoanalisis, filsuf, sejarahwan, dan budayawan. Fromm  mengumpulkan banyak data diluar jangkauan psikoanalisa dan menawarkan pemahaman yang unik mengenai interaksi antara sifat–sifat alami manusia dengan masyarakat.
Pandangan Fromm tentang manusia adalah optimistik. Fromm melihat kepribadian sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefenisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu–individu menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Karakter seseorang dipengaruhi oleh karakter-karakter sosial, politik, dan  ekonomi masyarakat kita, namun tidak menentukan karakter kita karena setiap orang memiliki kemampuan untuk membentuk karakter kepribadian dan sosialnya sendiri.
Fromm menyatakan bahwa masyarakat yang ideal merupakan keadaan manusia yang tergantung pada manusia lainnya. Hal itu ditandai dengan adanya cinta, persaudaraan, dan solidaritas setiap manusia dalam lingkungan sosial.
Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.

2.2  Pokok – Pokok Teori Erich Fromm
1.      Freedom vs Security: Masalah Dasar Manusia
Dalam buku Fromm yang pertama “Escape from freedom” (1941), menjelaskan pandangannya tentang kondisi manusia: dalam sejarah peradaban Barat yang penduduknya mendapatkan kebebasan yang lebih, mereka menjadi merasa kesepian, terasing dan ketidakberdayaan. Sebaliknya semakin berkurang mendapat kebebasan maka mereka akan merasa lebih aman diterima oleh masyarakat. Fromm memberi contoh orang-orang yang hidup di abad 20 yang menginginkan kebebasan yang lebih besar dari abad lainnya, akan merasa lebih kesepian dan terasing dibandingkan dengan orang-orang dari abad sebelumnya.
Untuk mengerti konteks yang saling berlawanan ini, kita harus menyadari sejarah dari pemerintahan barat, seperti yang disampaikan Fromm. Dia mengawali dengan diskusi tentang evolusi manusia dan mencatat perbedaan antara sifat-sifat alami binatang dengan manusia. Manusia adalah makhluk yang bebas dari mekanisme insting biologis yang menuntut perilaku kebinatangan. Karena kita memiliki kesadaran yang sadar dan kemampuan untuk menguasai alam, sehingga kita tidak sama lagi dengan alam, seperti hewan yang tingkatannya lebih rendah. Fromm menyatakan bahwa orang-orang pada zaman dahulu mencoba untuk keluar dari perasaan terasing dari alam dengan mengidentifikasi diri dengan kelompok atau suku mereka. Saling berbagi mitos, kepercayaan dan ritual kuno. Mereka mendapatkan rasa aman dengan bergabung dalam sebuah kelompok memberikan penerimaan, hubungan dan seperangkat budaya dan aturan.
Namun rasa aman ini tidak bertahan lama, ketika manusia mulai bertumbuh dan berkembang, keinginan mendapatkan kebebasan dan kemandirian mulai muncul. Pada abad pertengahan sebagai abad terakhir dari kebebasan dan stabilitas, seseorang hanya memiliki sedikit kebebasan karena adanya sistem pemerintahan yang menentukan tempat seseorang dalam masyarakat. Walaupun tidak merasa bebas tapi mereka tidak terasing dari orang lain.
Pergolakan sosial pada masa   Renaisans dan Reformasi Protestan mengahancurkan stabilitas keamanan dengan meningkatkan kebebasan individu. Orang – orang mulai memiliki banyak pilihan dalam hidupnya. Kebebasan mereka dibayar dengan hilangnya ikatan sosial yang menjamin rasa aman dan rasa saling memiliki. Hasilnya, mereka merasa terkepung oleh rasa ketidakberartian keraguan mengenai arti hidup mereka.
Menurut Fromm, ada dua pendekatan untuk mengatasi dilema antara keinginan untuk bebas dan kebutuhan akan rasa aman yaitu:
1.      Meraih kebebasan yang positif, mencoba mencari ikatan baru dengan orang lain, tanpa melepaskan kebebasan. Kita berhubungan dengan orang lain lewat pekerjaan dan percintaan dengan kemampuan intelektual dan emosional yang kita miliki serta sikap tulus dan terbuka yang kita berikan.
2.      Untuk mendapat kembali rasa aman dengan cara melepaskan kebebasan dan meninggalkan sifat individualitas kita. Walaupun cara ini tidak menuntun ke arah perkembangan dan ekspresi diri, tapi akan menghilangkan kecemasan kita akan rasa keterasingan kita.

2.      Mekanisme Fisik untuk mendapatkan rasa aman
Fromm mengatakan ada tiga mekanisme fisik untuk mendapatkan rasa aman yaitu:
a.       Authoritarianism(Otoritarianisme)
Menjelaskan perjuangan masochistic atau sadistic. Orang yang masochistic punya perasaan rendah diri dan tidak sebanding dengan orang lain. Karena ini mereka mendapatkan rasa aman dari kesepian dengan tunduk pada perintah orang lain.


b.      Destructive (Perusakan)
Menghapuskan objek atau orang lain. Orang yang destructive mengatasi rasa kesepian dan ketidakberdayaannya dengan cara menghancurkan kedua perasaan itu.
c.       Automaton Conformit(Penyesuaian)
Mengatasi rasa kesepian dengan menghapuskan perbedaan antara diri kita pribadi dengan orang lain.

3.      Perkembangan Kepribadian pada Masa Kanak-Kanak
Seiring denga perkembanganya, kebebasan yang diterima anak dari orangtuanya akan meningkat. Namun, semakin anak mendapatkan kebebasan, dia akan semakin merasa tidak dilindungi. Tiga mekanisme yang merupakan hubungan interpersonal antara orangtua dengan anaknya yaitu:
a.       Simbiotic Relatedness
Mekanisme pada kanak–kanak untuk memperoleh rasa aman dimana anak–anak tetap dekat dan bergantung pada orangtuanya. Namun anak tidak pernah mendapatkan kebebasannya, tapi mereka dapat keluar dari rasa kesendiriannya dengan menjadi orang lain yang ditunjukkan dengan adanya proses “swallowing” atau “swallowed”.
b.      With-drawal Destructiveness
Mekanisme pada masa kanak–kanak untuk memperoleh rasa aman dimana anak–anak menjaga jarak diri mereka dari orangtuanya. Perilaku anak bergantung pada perilaku orangtua yang terlalu memegang kendali pada anaknya.
c.       Love
Merupakan bentuk hubungan yang diharapkan dari anak dan orangtuanya. Suatu bentuk interaksi orangtua anak dimana orangtua memberi respek serta keseimbangan antara rasa aman dan tanggungjawab. Kepribadian anak mulai terbentuk pada usia lima tahun tapi kepribadian ini bukan merupakan kepribadian yang tetap. Pengalaman hidup selanjutnya dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.


4.      Kebutuhan-kebutuhan Psikologis
Menurut Fromm, apa yang penting dalam mempengaruhi atau membentuk kepribadian adalah kebutuhan psikologis. Semua manusia didorong oleh kebutuhan–kebutuhan. Orang–orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara produktif. Orang–orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara irrasional. Menurut Fromm ada enam kebutuhan manusia yaitu:
a.       Kebutuhan Menjalin Hubungan (Need for Relatedness)
Merupakan kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, melalui cinta yang produktif. Cinta yang produktif meliputi perhatian, responsibility (kepekaan), rasa hormat dan pengetahuan. Dengan mencintai, kita dapat bersama atau saling berbagi dan merasa bahagia dengan orang lain. Kita dapat menjadi peka dengan kebutuhan mereka dan menghargai serta mengetahui bagaimana sebenarnya mereka.
Cinta yang produktif dapat diarahkan kepada orang yang berjenis kelamin yang sama (misalnya cinta diantara saudara, kakak-adik atau abang-adik), dapat juga kepada yang berlainan jenis (erotic love), atau bentuk cinta kepada seorang anak (parental love).
Kegagalan dalam pemuasan kebutuhan ini akan menimbulkan sikap narcissism, yaitu orang yang tidak dapat bersosialisasi dengan orang lain. Orang-orang tipe ini tidak dapat menerima dunia secara objektif. Mereka hanya melihat dunia secara subjektif menurut pemikiran, perasaan, dan kebutuhannya.

b.      Kebutuhan untuk Berkarya (Need for Transcendence)
Merupakan kebutuhan yang muncul untuk menjadi seorang yang kreatif atau seorang yang perusak. Kebutuhan trasendensi merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk mengatasi peranan pasif sebagai ciptaan karena menyadari kodrat kelahiran dan kematian oksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupan sendiri.
Cara yang sehat untuk mengatasi keadaan yang pasif salah satunya adalah dengan berkarya. Jadi, manusia bertindak aktif dan kreatif untuk menguasai alam. Adapun sisi negatif dari sikap ini adalah adanya sikap destruktif karena kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk berkreasi, seseorang akan menguasai lingkungan dan merusaknya.
Destruktivitas dan kreativitas keduanya berakar secara mendalam pada kodrat manusia. Akan tetapi, kreativitas merupakan potensi utama yang menyebabkan kesehatan psikologis. Destruktivitas hanya menyebabkan penderitaan objek perusak dan si perusak.

c.       Kebutuhan akan identitas (Need for Identity)
Merupakan kebutuhan untuk menerima kemampuan dan karakteristik yang unik. Manusia sebagai individu yang unik membutuhkan perasaan identitas, sesuatu yang menempatkannya terpisah dari orang lain dalam hal perasaannya tentang siapa dirinya. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan identitas yaitu dengan individualitas, suatu proses dimana seseorang mencapai perasaan tertentu tentang identitas dirinya. Cara yang tidak sehat dalam membentuk perasaan identitas adalah menyesuaikan diri dengan sifat-sifat suatu bangsa, ras dan agama atau yang biasa disebut dengan konformitas.

d.      Kebutuhan untuk Bergantung pada Orang Lain (Need for Rootedness)
Merupakan kebutuhan untuk merasakan kedekatan dan rasa memiliki keluarga, kelompok, dan masyarakat. Kebutuhan ini muncul karena adanya perasaan terpisah dan merasa kesepian. Menurut Fromm, kebutuhan berakar ini dapat dicapai dengan cara yang sehat dan tidak sehat. Cara yang sehat adalah dengan membangun perasaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, yaitu dalam masyarakat. Cara yang tidak sehat adalah memelihara ikatan masa kanak-kanak dengan ibunya. Orang yang demikian biasanya tidak sanggup meninggalkan rumah dan terus berpegang pada rasa aman yang diberikan ibunya.

e.       Kebutuhan akan kerangka orientasi (Frame of orientation and Devotion)
Merupakan kebutuhan akan gambaran yang konsisten dan koheren akan dunia ini untuk dapat memahami peristiwa dan pengalamannya. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia yang memberikan kesempatan untuk memahami semua peristiwa dan pengalaman. Gambaran ini biasanya dibentuk pada masa kanak–kanak, dimana seorang belajar untuk menggunakan akal dan imajinasi secara efektif untuk menyelesaikan masalah. Dasar kebutuhan ini dapat berupa rasional framework yang merupakan pandangan yang objektif dan irrasional framework yang merupakan pandangan subjektif. 
        
f.       Kebutuhan akan Stimulasi (Need for excitation and stimulation)
Merupakan kebutuhan untuk menstimulasi lingkungan luar, dimana kita dapat memfungsikan sehingga otak dapat berfungsi dengan optimal. Otak membutuhkan level stimulasi yang tepat untuk dapat mencapai kerja yang optimal.

2.3  Tipe-tipe Karakter Erich Fromm
Menurut Fromm, perkembangan karakter manusia adalah kebutuhan akan subsitusi. Karakter punya keseimbangan setiap waktu yang memungkinkan manusia hidup di dunia dengan stimuli tanpa harus konstan dan mempertimbangkan apa yang dilakukan. Bagaimana karakter berkembang? Menurut Fromm, karakter itu dibentuk oleh social  arrangement yang dipengaruhi oleh manusia.
Dalam formulasi proses perkembangan individu, Fromm memusatkan pada kondisi sosial dan budaya yang unik yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Menurut Fromm, kepribadian yang sehat adalah yang berorientasi produktif dan yang tidak sehat adalah yang berorientasi non produktif.
a.       Orientasi Non Produktif
Fromm membagi orientasi non–produktif ke dalam 5 tipe manusia, yaitu:
1.      Tipe Karakter Menerima (Receptive Character Type)
Orang yang memiliki sifat yang mengharapkan untuk mendapat apa saja yang mereka inginkan yaitu dicintai, pengetahuan atau kesenangan. Orang seperti ini sangat tergantung pada orang lain dan merasa tidak berdaya ketika ditinggal sendiri. Mereka merasa tak mampu melakukan hal–hal yang kecil tanpa adanya bantuan dari luar dirinya. Adanya suatu kesamaan antara sifat penerima ini dengan tipe kepribadian mengalah (compliant) yang digagaskan oleh Horney, orang yang digambarkan seperti yang selalu bergerak menuju ke orang lain. Masyarakat yang membantu tipe karakter penerima ini adalah masyarakat yang mempraktekkan eksploitasi (pemaanfaatan) kepada kelompok lainnya.
2.      Tipe Karakter Eksploitatif (Exploitative Character Type)
Dalam penyesuaian pemanfaatan, seseorang juga diarahkan kepada orang lain untuk hal–hal yang diinginkan. Oleh sebab itu, daripada mengharapkan orang lain, orang–orang tipe ini lebih cenderung untuk mengambil baik dengan cara pemaksaan maupun dengan cara kecerdikan. Kalau sesuatu diberikan kepada mereka, mereka memandangnya seperti tidak berharga. Bagi orang yang berkepribadian seperti ini, apa yang dicuri atau yang pantas memiliki nilai yang lebih besar dibanding dengan sesuatu yang diberikan secara cuma–cuma. Tipe eksploitatif ini sama dengan yang digagaskan oleh Freud dan tipe yang digagaskan oleh Horney.
3.      Tipe Karakter Penimbun (Hoarding Character Type)
Seseorang mengarahkan keamanan dari apa yang ia dapat selamatkan atau dapat ia timbun (simpan). Perilaku yang kikir ini berlaku tidak hanya untuk uang dan barang–barang material, tetapi juga emosi dan juga pemikiran. Orang–orang seperti ini membangun dinding di sekelilingnya dan duduk dikelilingi oleh semua yang telah ia kumpulkan, menjaganya dari gangguan–gangguan dari luar dan membiarkan sesedikit mungkin yang keluar. Suatu kesamaan muncul disini dengan kepribadian penyimpangan anal yang digagaskan oleh Freud dan tipe terpisah (menghindar dari orang) yang digagaskan oleh Horney. Fromm menyarankan bahwa penyesuaian penimbunan atau penyimpanan ini biasa terjadi pada abad ke–18 dan ke-19 di negara–negara yang mempunyai stabilitas ekonomi kelas menengah yang dilambangkan oleh tata susila Protestan untuk praktek-praktek, konservatisme dan bisnis sederhana.
4.      Tipe Karakter Pasar (Marketing Character Type)
Fromm mengatakan orientasi ini hanya berkembang pada masyarakat industri. Dalam masyarakat yang demikian, orang belajar untuk memperlakukan diri mereka sendiri dan orang lain seperti komoditi atau barang dengan suatu nilai tukar tertentu dalam satu interaksi paralel dalam ekonomi yang semu.
Akhirnya orang dengan orientasi pasar hanya memiliki sedikit ketertarikan dengan kesejahteraan orang lain. Orang lain diperlakukan sebagai objek untuk dimanfaatkan  untuk mencapai tujuan mereka. Sebagai konsekuensinya, hubungan pasar secara umum dicirikan dengan keseragaman.

b.      Orientasi Produktif
Tipe kepribadian yang merupakan orientasi yang ideal dan merupakan tujuan utama dari setiap individu. Tipe ini juga mengutamakan kehidupan mencintai dan ingin membentuk atau mempengaruhi orang lain dengan cinta. Meliputi kemampuan mental emosional dan respons kepada orang lain, kepada diri sendiri dan kepada benda–benda dan kemampuan ini digunakan untuk mengetahui potensi yang dimiliki, sehingga dapat mengembangkannya. Orang tipe ini hanya dapat menggunakan kekuatan atau kekuasaan jika mereka bebas dan independen dari kontrol orang lain. Berikut ini aspek-aspek kepribadian yang sehat dengan orientasi produktif menurut Fromm, yaitu:
a.       Cinta yang produktif
Merupakan suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner–partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Cinta yang produktif menyangkut empat sifat yaitu: perhatian, tanggungjawab, respek dan pengetahuan
b.      Pikiran yang produktif
Meliputi kecerdasan, pertimbangan dan objektifitas
c.       Kebahagiaan
Merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif
d.      Suara Hati
Fromm membedakan suara hati menjadi 2 bagian yaitu :
·         Suara hati otoriter adalah nilai penguasa dari luar yang diinternalisasikan yang memimpin tingkah laku orang tersebut.
·         Suara hati humanist adalah suara hati dari diri sendiri, bukan dari suatu perantara dari luar.

Dalam buku The Heart of Man, Fromm memperkenalkan bentuk orientasi lainnya, yaitu necrophilous dan biophilous. Tipe karakter necrophilous merupakan suatu karakter yang berbahaya. Nekrophilia memperlihatkan perilaku destruktif dengan mengekspolitasi dan merusak orang lain atau benda–benda serta alam lingkungan. Mereka adalah tipe yang tertarik dan berpenampilan pada segala bentuk kematian. Mereka umumnya rasialis, teroris, penghasut, pembunuh, dan penyiksa orang berdosa. Nekrophilia juga sangat dekat dan mengagungkan teknologi. Mereka biasa menggunakan teknologi untuk menciptakan nuklir atau instrumen–instrumen yang menyebabkan kematian lainnya. Contoh orang yang memiliki tipe karakter ini adalah Adolf Hitler.
Tipe karakter biophilous memiliki kemiripan dengan orientasi produktif. Orang-orang dengan tipe ini tertarik untuk bertumbuh, berkarya, dan membangun. Mereka mencoba untuk mempengaruhi orang lain dengan cinta dan syarat, bukan dengan kekuasaan dan kekuatan. Mereka peduli dengan perkembangan dirinya dan orang lain, dan pandangan mereka jauh ke depan.

2.4  Prinsip-prinsip Teori Kepribadian Erich From
Asumsi Fromm yang paling mendasar adalah bahwa kepribadian individu dapat dipahami hanya dalam sejarah manusia. Diskusi tentang situasi manusia mengenai kepribadian dan psikologi harus didasarkan pada konsep filosofi antropologi eksistensi (keberadaan) manusia (Fromm, 1947, MS 45). Lebih daripada teori kepribadian lainnya, Erich Fromm juga menekankan pada perbedaan antara manusia dan binatang lain. Manusia bersandar pada pengalaman unik di alam kehidupannya serta dapat tunduk pada semua hukum dan secara bersamaan melampaui alam’ (Fromm, 1992, ms. 24). Dia percaya bahwa manusia sadar diri akan keberadaan mereka.
Fromm mengambil sikap yang tengah mengenai sadar versus motivasi bawah sadar, lebih menekankan sedikit kepada motivasi sadar dan bersaing karena salah satu ciri-ciri unik manusia adalah kesadaran diri. Manusia itu bukan hewan karena dapat beralasan, membayangkan masa depan, dan sadar berusaha untuk menuju tujuan hidup. Fromm menegaskan, bagaimanapun, bahwa kesadaran diri adalah berkat campuran dari banyaknya orang yang menindas mereka demi karakter dasar untuk menghindari kecemasan. Pada masalah sosial, Fromm berpendapat bahwa manusia lebih banyak memperoleh dampak dari sejarah, budaya, dan masyarakat daripada biologi. Meskipun dia bersikeras bahwa sifat manusia sangat ditentukan oleh sejarah dan budaya , tetapi ia tetap tidak mengabaikan faktor biologis, karena bagaimanapun manusia adalah makhluk yang berasal dari alam semesta. Dia percaya bahwa meskipun sejarah dan budaya menimpa berat pada kepribadian manusia, namun manusia tetap dapat mempertahankan beberapa derajat keunikannya. Manusia satu spesies berbagi banyak kebutuhan dengan manusia yang lain, tetapi pengalaman diri sendiri dalam seluruh kehidupan manusialah yang dapat memberi mereka beberapa ukuran keunikan yang berbeda-beda.
Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.

2.5  Gangguan Kepribadian
Jika orang-orang yang berkepribadian sehat dapat bekerja, mencintai, dan berpikir produktif, maka yang mengalami gangguan kepribadian ditandai oleh tiga bagian masalah, khususnya kegagalan untuk menghasilkan cinta dan kasih sayang. Fromm (1981) mengatakan bahwa orang-orang yang kepribadiannya terganggu secara psikologis akan tidak mampu mencintai dan telah gagal untuk membentuk kesatuan dengan orang lain. Dia membahas tiga gangguan kepribadian yang berat diantaranya necrophilia, ganas narsisisme dan incest simbiosis.
1.      Nekrofilia
Istilah “necrophilia” berarti cinta kematian dan biasanya mengacu pada penyimpangan seksual di mana keinginan orang kontak seksual dengan mayat. Namun, Fromm (1964, 1973) necrophilia digunakan dalam pengertian yang lebih umum untuk menunjukkan tertarik kepada kematian. Necrophilia adalah orientasi karakter alternatif untuk biophilia. Orang-orang alami kehidupan cinta, tapi ketika kondisi sosial aksi biophilia, mereka mungkin mengadopsi orientasi necrophilic. Necrophilic kepribadian benci kemanusiaan; mereka adalah rasis, warmongers, dan pengganggu; mereka mencintai pertumpahan darah, kehancuran, teror, dan penyiksaan; dan mereka senang dalam menghancurkan hidup. Mereka adalah pendukung kuat dari hukum dan ketertiban; suka berbicara tentang penyakit, kematian dan penguburan; dan mereka terpesona oleh kotoran, pembusukan, mayat, dan kotoran. Mereka lebih suka malam hari dan cinta untuk beroperasi dalam kegelapan dan bayangan Necrophilous orang tidak hanya berperilaku dalam cara yang merusak; Sebaliknya, perilaku merusak mereka adalah refleksi dari karakter dasar mereka. Semua orang berperilaku agresif dan destruktif di kali, tetapi seluruh gaya hidup necrophilous orang berkisar kematian, kehancuran, penyakit dan pembusukan.
2.      Narsisme Berat
Narsisisme berat sama seperti semua orang menampilkan beberapa perilaku necrophilic, begitu juga semua memiliki beberapa narsisistik kecenderungan. Orang sehat mewujudkan bentuk jinak narsisme, yaitu, minat dalam tubuh mereka sendiri. Namun, dalam bentuk ganas, narsisme menghambat persepsi tentang realitas jadi bahwa semua milik seseorang narsis adalah sangat dihargai dan segala sesuatu yang milik lain adalah mendevaluasi. narsisistik individu sibuk dengan diri mereka sendiri, tetapi kekhawatiran ini adalah tidak terbatas untuk mengagumi diri di cermin.
3.      Incest Simbiosis
Incest simbiosis adalah bentuk berlebihan hasrat alami ibu lebih umum dan lebih jinak. Laki-laki dengan fiksasi ibu perlu seorang wanita untuk merawat mereka, menyayangi mereka, dan mengagumi mereka; mereka merasa agak cemas dan depresi ketika kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Kondisi ini adalah relatif normal dan tidak sangat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. dengan incest simbiosis, namun, orang-orang tersebut tidak dapat dipisahkan dari rumah ; kepribadian mereka yang dicampur dengan orang lain sehingga identitas individu mereka hilang. Incest simbiosis berasal dari masa kanak-kanak sebagai hasrat alami dari anak ke ibu. Hasrat lebih penting dan mendasar dari pada seksualitas yang dapat berkembang menjadi periode Oedipus.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Erich  Fromm, berpendapat bahwa kita tidak hanya dipengaruhi dan dibentuk oleh kekuatan naluri biologis kita, seperti yang dikemukakan oleh Fromm. Oleh karena itu, Fromm mengemukakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya.
Fromm meyakini bahwa konflik pribadi yang kita alami berasal dari masyarakat yang kita bangun bersama. Fromm juga optimis mengenai kemampuan kita untuk mengembangkan karakter kita dan menyelesaikan masalah kita sendiri – masalah yang diciptakan oleh masyarakat kita. Kita tidak saja menerima imbas dari pengaruh sosial sebagai penentu dari kepribadian kita dan masyarakat. Fromm adalah seorang psikoanalisis, filsuf, sejarahwan, dan budayawan. Fromm  mengumpulkan banyak data diluar jangkauan psikoanalisa dan menawarkan pemahaman yang unik mengenai interaksi antara sifat–sifat alami manusia dengan masyarakat.





DAFTAR PUSTAKA

Yosephine Arintha Yolanda Simarmata. 2013. Kepribadian Erich Fromm. http://12088yays.blogspot.co.id/2013/06/kepribadian-erich-fromm.html

Jati Rinakri Atmaja. 2015. Psikoanalisis Humanistic Erich Fromm. http://jati-rinakriatmaja.blogspot.co.id/2015/05/psikoanalisis-humanistik-erich-fromm.html

 

Blogger news

Sexy Pink Heart - Busy

Blogroll