Pages

Rabu, 05 Oktober 2016

PENILAIAN DIAGNOSTIK, FORMATIF DAN SUBMATIF



MAKALAH

PENILAIAN DIAGNOSTIK,
FORMATIF DAN SUBMATIF

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Asessemen Proses dan Hasil Belajar SD




Oleh kelompok 1
1.      Nurullatifah Almu                       (E1E214081)
2.      Puji Astuti                                   (E1E214082)
3.      Putri Anggun Sari                        (E1E214083)
4.      Rahayu Yurniani                         (E1E214084)

Dosen : Dr. H. Sudirman, M.Pd,
Kelas V/C Reguler Sore

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016




KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Submatif”.
Penulisan makalah mengenai “Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Submatif” merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Asessemen Proses dan Hasil Belajar SD” di Universitas Mataram program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah  ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

 
                                                                                                Mataram, 1 Oktober 2016

                                                                                                                  Penyusun









DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ 2
Daftar Isi ....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 5
A.    Latar Belakang ................................................................................................... 5
B.     Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
C.     Tujuan ................................................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 7
A.    Konsep................................................................................................................ 7
1.         Penilaian Diagnostik.................................................................................... 7
a.    Pengertian .............................................................................................. 7
b.    Ruang Lingkup....................................................................................... 8
c.    Karakteristik............................................................................................ 8
2.         Penilaian Formatif........................................................................................ 8
a.       Pengertian.............................................................................................. 8
b.      Ruang Lingkup...................................................................................... 9
c.       Karakteristik.......................................................................................... 10
3.         Penilaian Sumatif......................................................................................... 10
a.       Pengertian.............................................................................................. 10
b.      Ruang Lingkup...................................................................................... 11
c.       Karakteristik.......................................................................................... 11
B.     Cara Membuat  / Langkah-langkah penilaian..................................................... 12
1.      Penilaian Diagnostik..................................................................................... 12
2.      Penilaian Formatif......................................................................................... 14
3.      Penilaian Submatif........................................................................................ 15
C.     Pelaksanaan Penilaian......................................................................................... 15
1.      Penilaian Diagnostik..................................................................................... 15
2.      Penilaian Formatif......................................................................................... 16
3.      Penilaian Submatif........................................................................................ 17

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 18
A.    Kesimpulan......................................................................................................... 18
B.     Saran .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 19
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK...................................................................... 20






BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat tiga kegiatan yang saling terkait dan merupakan satu kesatuan. Ketiga kegiatan tersebut adalah penentuan tujuan, perencanaan pengalaman belajar, dan penentuan prosedur evaluasi. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Misalnya apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan oleh sebab itu, disamping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik, searah dan terencana. Guru yang baik harus menguasai 3 dimensi metode dan penguasaan penilaian, apabila guru memiliki kelemahan salah satunya, maka hasilnya tidak maksimal.
Pembelajaran haruslah memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh pengalaman sehingga dapat mengembangkan tingkah lakunya sesuai sasaran belajar yang telah dirumuskan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru yang bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan. Sehingga diperlukan bentuk assessment lain yang disebut product assessment. (Hesty Borneo, 2012).

B.       RUMUSAN MASALAH
1.         Apa pengertian dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif?
2.         Apa saja Ruang lingkup dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif?
3.         Apa saja karakteristik dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif?
4.         Bagaimanakah cara membuat atau langkah-langkah dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif?
5.         Bagaimanakah proses pelaksanaan dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif?

C.      TUJUAN
1.         Untuk mengetahui pengertian dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif.
2.         Untuk mengetahui Ruang lingkup dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif.
3.         Untuk mengetahui apa saja karakteristik dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif.
4.         Untuk mengetahui Bagaimanakah cara membuat atau langkah-langkah dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif.
5.         Untuk mengetahui Bagaimanakah proses pelaksanaan dari Penilaian Diagnostik, Formatif, dan Sumatif.






BAB II
PEMBAHASAN

A.   KONSEP PENILAIAN DIAGNOSTIK, FORMATIF DAN SUMATIF
Pada pembahasan awal mengenai konsep penilaian diagnostic, formatif dan sumatif akan disampaikan pengertian, ruang lingkup, karakteristik, ciri-ciri. Berikut penjelasannya:
1.         PENILAIAN DIAGNOSTIK
a.         Pengertian Penilaian Diagnostik
Menurut Depdiknas (2007: 3) istilah diagnostik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang ditimbulkan. Dalam pembelajaran istilah diagnostik dapat dilakukan dalam sebuah tes. Diagnostik pada pembelajaran melingkupi konsep yang luas yang meliputi identifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran.
Suwarto (2012: 114) menjelaskan tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan atau miskonsepsi pada topik tertentu dalam pembelajaran sehingga dari hasil tes didapat masukan tentang respon siswa untuk memperbaiki kelemahannya. Tes diagnostik merupakan rangkaian tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa.
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-dasus dan lain-lain. Soal-soalnya disusun sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.
Apabila alat  yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
b.        Ruang Lingkup Penilaian Diagnostik
Diagnostik pada pembelajaran melingkupi konsep yang luas yang meliputi identifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran. Tes diagnostic digunakan untuk mengetahui kelemahan atau miskonsepsi pada topik tertentu dalam pembelajaran sehingga dari hasil tes didapat masukan tentang respon siswa untuk memperbaiki kelemahannya.
c.         Karakteristik Tes Diagnostik
Penilaian  diagnostik memiliki beberapa karakteristik:
1)        dirancang untuk mendeteksi kelemahan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik;
2)        dikembangkan berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber kesalahan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah siswa;
3)        menggunakan soal-soal bentuk constructed response (bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Dalam kondisi tertentu dapat mengunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), namun harus disertakan penjelasan mengapa peserta tes memilih jawaban tertentu.  Dengan demikian, dapat meminimalisir jawaban terkaan dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya;
4)        disertai rancangan tindak lanjut yang  sesuai dengan kesulitan yang teridentifikasi (Depdiknas, 2007).

2.         PENILAIAN FORMATIF
a.         Pengertian Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. (Sudijono, 2005 : 71)
Tes formatif (formative test) juga disebut sebagai tes pembinaan, adalah tes yang diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan. Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik. Dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan program pembelajaran serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.
Dengan kata lain tes formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.
Penilaian formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah penilaian formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan harian”. Materi dari penilaian formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar (Sudijono, 2005 : 71). Penilaian Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan prestasi belajar siswa, dan efektifitas guru Wally Guyot (1978)
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar atau setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.
b.      Ruang Lingkup Penilaian Formatif
Penilaian formatif meliputi tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik. Dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan program pembelajaran serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.
c.       Karakteristik Penilaian Formatif
1)   Penilaian bersifat membangun Identifikasi objektif baru dan cara maju ke depan.
2)   Sering  dan informal.
3)   Memberikan petunjuk apa yang siswa dan guru harus lakukan kali berikutnya untuk menjadi lebih bermakna.
4)   Memberikan masukan bagi guru dan siswa atas kinerja, kekuatan dan kelemahan mereka saat ini sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
5)   Bagian integral dari proses belajar mengajar sehari-hari.
6)   Dirancang untuk positif, suportif, bermanfaat, serta memotivasi guru dan siswa.
7)   Dapat dikerjakan melalui proses negosiasi, diskusi, dan perjanjian antara guru dan siswa.
8)   Kadang disebut diagnostik karena menolong guru untuk memberikan diagnosa dibidang apa siswa membutuhkan bantuan tambahan.
Penilaian formatif memiliki sifat berkesinambungan dan mengidentifikasi objektif pembelajaran baru dan langkah ke depan untuk memenuhi objektif pembelajaran. Penilaian formatif sering kali disebut penilaian untuk pembelajaran atau penilaian edukatif, Karena digunakan untuk meningkatkan pembelajaran
3.         PENILAIAN SUMATIF
a.         Pengertian Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan penilaian sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai diberikan. Dengan kata lain penilaian yang dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari penilaian sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Seperti halnya penilaian formatif yang dikatakan Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi dalam bukunya “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991: 176-179),
Jadi, Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil. Dan dapat menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan dan pengajaran. Contohnya: Tes tengah semester,Tes akhir semester, EBTA.
b.        Ruang Lingkup Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif meliputi penilaian yang dilaksanakan pada tengah semester, akhir semester atau akhir tahun. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil.
c.         Karakteristik Penilaian Sumatif
Beberpa ciri khusus terkait dengan penilaian sumatif antara lain sebagi berikut :
1)        Penilaian bersifat terminal/final.
2)        Biasanya berada di penghujung/akhir sebuah program pembelajaran.
3)        Menilai prestasi dalam programnya.
4)        Memberikan keterangan atas sejauh mana capaian seorang siswa dalam kurun waktu tertentu.
5)        Pandangan berlaku surut atas pelajaran apa saja yang telah dicapai selama masa belajar .
6)        Terkadang terkait dengan pemberian sertifikasi, pemberian nilai dan pengakuan publik.
7)        Biasanya merupakan penilaian tipe formal misalnya untuk mengakhiri sebuah tahapan ujian


B.       CARA MEMBUAT /PROSEDUR PENILAIAN DIAGNOSTIK, FORMATIF DAN SUMATIF
Pada pembahasan kedua akan dibahas prosedur penilaian diagnostic, formatif dan sumatif , berikut pembahasannya:
1.      PENILAIAN DIAGNOSTIK
Menurut Depdiknas (2007: 6) menunjukkan langkah-langkah pengembangan tes diagnostik sebagai berikut:
a.     Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya
Dalam tes diagnostik mengacu pada kesulitan untuk mencapai kompetensi dasar, karena itu sebelum menyusun tes diagnostik harus diidentifikasi terlebih dahulu kompetensi dasar manakah belum tercapai tersebut. Untuk mengetahui tercapainya suatu kompetensi dasar dapat dilihat dari munculnya sejumlah indikator, karena itu bila suatu kompetensi dasar tidak tercapai, perlu dilakukan diagnosis indikator-indikator mana saja yang tidak mampu dimunculkan. Mungkin saja masalah hanya terjadi pada indikator-indikator tertentu, maka cukup pada indikator-indikator itu saja disusun tes diagnostik yang sesuai.
b.    Menentukan kemungkinan sumber masalah
Setelah kompetensi dasar atau indikator yang bermasalah teridentifikasi, mulai ditemukan (dilokalisasi) kemungkinan sumber masalahnya. Dalam pembelajaran sains, terdapat tiga sumber utama yang sering menimbulkan masalah, yaitu: a) tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat; b) terjadinya miskonsepsi; dan c) rendahnya kemampuan memecahkan masalah (problem solving). Di samping itu juga harus diperhatikan hakikat sains yang memiliki dimensi sikap, proses, dan produk. Sumber masalah bisa terjadi pada masing-masing dimensi tersebut.
c.     Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai
Dalam menentukan kesulitan yang dialami siswa, maka perlu dipilih alat diagnosis yang tepat berupa butir-butir tes diagnostik yang sesuai. Butir tes tersebut dapat berupa tes pilihan, esai (uraian), maupun kinerja (performance) sesuai dengan sumber masalah yang diduga dan pada dimensi mana masalah tersebut terjadi.
d.    Menyusun kisi-kisi soal
Sebagaimana ketika mengembangkan jenis tes yang lain, maka sebelum menulis butir soal dalam tes diagnostik harus disusun terlebih dahulu kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut setidaknya memuat: a) kompetensi dasar beserta indikator yang diduga bermasalah; b) materi pokok yang terkait; c) dugaan sumber masalah; d) bentuk dan jumlah soal; dan e) indikator soal.
e.     Menulis soal
Sesuai kisi-kisi soal yang telah disusun kemudian ditulis butir-butir soal. Soal tes diagnostik tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan butir soal tes yang lain. Jawaban atau respons yang diberikan oleh siswa harus memberikan informasi yang cukup untuk menduga masalah atau kesulitan yang dialaminya (memiliki fungsi diagnosis). Pada soal uraian, logika berpikir siswa dapat diketahui guru dari jawaban yang ia tulis, tetapi pada soal pilihan guru kurang dapat mengungkap kelemahan siswa, karena soal tes pilihan rentang terhadap tebakan. Karena itu siswa perlu menyertakan alasan atau penjelasan ketika memilih option (alternatif jawaban) tertentu.
f.     Mereview soal
Butir soal yang baik tentu memenuhi validitas isi, untuk itu soal yang telah ditulis harus divalidasi oleh seorang pakar di bidang tersebut. Bila soal yang telah ditulis oleh guru tidak memungkinkan untuk divalidasi oleh seorang pakar, soal tersebut dapat direviu oleh guru-guru sejenis dalam MGMPS atau setidaknya oleh guru-guru mapel serumpun dalam satu sekolah.
g.    Menyusun kriteria penilaian
Jawaban atau respon yang diberikan oleh siswa terhadap soal tes diagnostik tentu bervariasi, karena itu untuk memberikan penilaian yang adil dan interpretasi diagnosis yang akurat harus disusun suatu kriteria penilaian, apalagi bila tes yang sama dilakukan oleh guru yang berbeda atau dilakukan oleh lebih dari satu orang guru.
2.      PENILAIAN FORMATIF
Untuk memastikan bahwa penilaian formatif berjalan efektif, maka perlu melakukan prosedur berikut :
1.  Menentukan materi pengajaran
Guru perlu menentukan materi pengajaran yang harus diselesaikan dalam satu tahun akademik. Langkah yang terbaik ialah menyusun materi instruksional berdasarkan tingkat kompleksitas. Sebelum beralih ke materi lain, guru perlu mengadakan ujian formatif untuk menilai penguasaan pelajaratas materi yang  telah diajar.
2.  Menentukan aspek dan tahap penguasaan
Guru perlu menentukan aspek-aspek tertentu bagi setiap materi pengajaran yang perlu dikuasai pelajar. Setelah aspek-aspek ditentukan, maka guru perlu pula menentukan tingkat penguasaan pelajar terhadap aspek-aspek yang ditentukan itu. Misalnya, apabila 75% hingga 85% pelajar menguasai suatu materi, maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa telah menguasai materi dimaksud.
3.  Mengaitkan komponen-komponen materi pengajaran
Guru perlu menyusun komponen-komponen yang terdapat dalam setiap materi pengajaran berdasarkan taksonomi objektif pengajaran.
4.  Menyusun soal ujian
Penyusunan naskah soal ujian berdasarkan materi yang telah diajarkan.
5.  Menyiapkan langkah-langkah tindak lanjut
Ketika siswa masih lemah dalam suatu materi, sebagai tindakan susulan, guru perlu mengulang semua materi, atau mengubah pendekatan pengajaran agar pelajar dapat menguasai materi tersebut.


3.      PENILAIAN SUMATIF
Cara membuat/langkah-langkah penilaian sumatif:
a.     Membentuk  jadwal penentuan ujian.
b.    Membuat  soalan-soalan yang berkaitan dengan isi dan perlakuan yang ingin diuji. Setiap item haruslah menguji objektif pelajaran yang telah ditetapkan.
c.     Mengumpul  item secara sistematik. misalnya mengelompokkan item mengikut bentuk yang sama. Item objektif diasingkan dengan item mengisi tempat kosong, esai dan sebagainya. item juga boleh disusun mengikut susunan topik atau mengikut aras kemahiran kognitif. Misalnya menyusun soalan bermula aras rendah diikuti aras lebih tinggi.
d.    Menyediakan  arahan yang jelas tentang apa yang seharusnya murid lakukan dalam menjawab setiap soalan yang dikemukakan.
e.     Menguji  item tersebut terlebih dahulu melalui ujian rintis kepada sampel pelajar bagi memastikan ujian yang bakal dijalankan itu benar-benar sah dan boleh dipercayai serta dapat membaiki kelemahan-kelemahan yang wujud pada item berkenaan.
f.     Menganalisis  item serta memastikan pilihan jawaban yang disediakan (distraktor) dapat berperanan dengan baik

C.      PELAKSANAAN  PENILAIAN DIAGNOSTIK, FORMATIF DAN SUMATIF
Pada pembahasan ketiga ini akan dibahas pelaksanaan penilaian formatif, sumatif, dan diagnostic. Berikut pembahasannya:
1.         PENILAIAN DIAGNOSTIK
Pelaksanaan Penilaian/Tes Diagnostik dilakukan guru sebagai langkah awal dalam menentukan dimana proses belajar mengajar telah atau belum dikuasai. Didalam penggunaannya tes diagnostik berusaha mengungkap karakteristik dan kesulitan apa yang ada dalam pembelajaran sehingga dapat dilakukan upaya untuk mengambil keputusan dalam mencari jalan pemecahan.
Bambang Subali (2012: 23) menjelaskan keputusan melakukan tes diagnostik sebelum pelajaran dimulai pada peserta didik yakni dengan melakukan tes diagnostik pada saat sebelum pembelajaran guru dapat mengambil sikap perlu tidaknya pserta didik diberikan pelajaran ekstra agar mampu menguasai pelajaran yang sesuai prasyarat yang belum dikuasai.
Hasil tes diagnostik dapat digunakan untuk melakukan intervensi yang efektif kepada siswa secara individual atau kelas, dalam upaya mengevaluasi proses pembelajaran. Tes diagnostik tidak hanya memberikan informasi berupa angka sebagai indikator kemampuan siswa, namun juga mendeskripsikan penguasaan siswa pada sub kemampuan tertentu.
2.         PENILAIAN FORMATIF
Pelaksanaan  penilaian formatif dilakukan dengan tes tertulis berupa ujian, esai yang butir soalnya disesuaikan dengan materi yang diujikan. Namun pelaksanaan penilaian formatif tidak hanya berbentuk tes tertulis dan hanya pada akhir pelajaran, tetapi dapat pula berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau tugas-tugas yang diberikan selama pelajaran berlangsung ataupun sesudah pelajaran selesai. Dalam hubungan ini maka proses dan post-tes yang bisaa dilakukan dalam sistem pelajaran termasuk dalam penilaian formatif.
Misalnya, ketika guru sedang mengajar, guru tersebut mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengecek atau mendapatkan informasi apakah siswa telah memahami apa yang telah diterangkan guru. Jika ternyata masih banyak siswa yang belum mengerti, maka tindakan guru selanjutnya ialah menambah atau memperbaiki cara mengajarnya sehingga benar-benar dapat diserap oleh siswa.
3.         PENILAIAN SUMATIF
Tes sumatif adalah tes yang dilakukan tiap akhir semester, setelah para siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu selama satu periode waktu tertentu. dilakukan pada perempat semester dan pada pertengahan semester (caturwulan) yang lazim kita ketahui sebagai midsemester. Tes sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa, fungsi dari penilaian ini adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran selama satu semester.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Penilaian formatif meliputi tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik. Dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan program pembelajaran serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.
Penilaian sumatif meliputi penilaian yang dilaksanakan pada tengah semester, akhir semester atau akhir tahun. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil.
Diagnostik pada pembelajaran melingkupi konsep yang luas yang meliputi identifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran. Tes diagnostic digunakan untuk mengetahui kelemahan atau miskonsepsi pada topik tertentu dalam pembelajaran sehingga dari hasil tes didapat masukan tentang respon siswa untuk memperbaiki kelemahannya.

B.     SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami hambatan- hambatan dari segi literatur. Untuk itu kami mengharapkan suatu kritikan terhadap karya tulis ini baik dari isi maupun dari penyusunan kata–kata dan bentuk penulisannya.





DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2016.Pengertian_penilaian_diagnostik.[online].(http://www.eurekapendidikan.com/2016/06/pengertian-penilaian-daignostik.html diakses tanggal 29 September 2016)
Fuadi,Zaen.2011.Merancang_dan_melaksanakan_penilaian.[online].(http://mohzaenfuadi.blogspot.com/2011/11/merancang-dan-melaksanakan-penilaian.html diakses tanggal 29 September 2016)
Kusaeri.2012.Tes_diagnostik.[online].(http://blog-kusaeri.blogspot.com/2012/11/tes-diagnostik.html diakses tanggal 29 September 2016)
Zurriyati,Ezy.2015.Penilaian_dalam_assesment.[online].(http://ezyzurriyati.blogspot.com/2015/02/penilaian-dalam-assesment.html diakses tanggal 29 September

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Sexy Pink Heart - Busy

Blogroll